Militan yang terinspirasi al-Qaida menguasai Fallujah dan bagian-bagian Ramadi, memanfaatkan ketidakpuasan kaum Sunni terhadap pemerintahan al-Maliki.
Pihak berwenang Irak mengatakan ledakan di rumah yang dipasangi bom, disusul bentrokan dengan militan dan pemboman pinggir jalan, menewaskan 21 tentara di Irak, Sabtu (5/4).
Menurut polisi, ledakan di rumah itu terjadi Sabtu sore ketika sekelompok tentara menggeledah rumah pertanian di Garma, daerah dekat kota Fallujah, 65 kilometer sebelah barat ibukota. Beberapa menit kemudian, polisi mengatakan, orang-orang bersenjata menembaki tentara yang datang.
Ledakan dan bentrokan menewaskan 15 tentara dan melukai 24 lainnya, serta merobohkan rumah itu, kata para pejabat.
Dalam serangan lain, polisi mengatakan, bom pinggir jalan yang menarget konvoi militer menewaskan tiga tentara dan melukai tujuh lainnya di Baghdad utara. Sabtu malam, kata polisi, bom pinggir jalan menghantam patroli militer di pinggiran selatan Baghdad, menewaskan tiga tentara dan melukai dua lainnya.
Petugas medis di dua rumah sakit Baghdad mengukuhkan jumlah korban. Semua pejabat berbicara tanpa mau menyebut identitas karena tidak berwenang berbicara kepada wartawan.
Militan yang terinspirasi al-Qaida menguasai Fallujah dan bagian-bagian Ramadi akhir Desember, memanfaatkan ketidakpuasan kaum Sunni yang melonjak selama sebulan terakhir terhadap pemerintahan al-Maliki.
Pengambilalihan itu dipicu penangkapan seorang anggota parlemen Sunni oleh pasukan keamanan atas tuduhan terorisme, kemudian membongkar kamp protes anti-pemerintah warga Sunni selama setahun. Mereka kemudian mundur dari daerah itu guna menenangkan penduduk yang marah, sehingga memungkinkan militan mengambil kendali.
Kekerasan meningkat di Irak. Tahun lalu, menurut angka PBB, jumlah korban tewas di Irak tercatat tertinggi sejak pertumpahan darah sektarian terburuk di negara itu mulai mereda tahun 2007. Negara itu akan mengadakan pemilihan parlemen pertama sejak penarikan mundur pasukan Amerika pada 30 April.
Menurut polisi, ledakan di rumah itu terjadi Sabtu sore ketika sekelompok tentara menggeledah rumah pertanian di Garma, daerah dekat kota Fallujah, 65 kilometer sebelah barat ibukota. Beberapa menit kemudian, polisi mengatakan, orang-orang bersenjata menembaki tentara yang datang.
Ledakan dan bentrokan menewaskan 15 tentara dan melukai 24 lainnya, serta merobohkan rumah itu, kata para pejabat.
Dalam serangan lain, polisi mengatakan, bom pinggir jalan yang menarget konvoi militer menewaskan tiga tentara dan melukai tujuh lainnya di Baghdad utara. Sabtu malam, kata polisi, bom pinggir jalan menghantam patroli militer di pinggiran selatan Baghdad, menewaskan tiga tentara dan melukai dua lainnya.
Petugas medis di dua rumah sakit Baghdad mengukuhkan jumlah korban. Semua pejabat berbicara tanpa mau menyebut identitas karena tidak berwenang berbicara kepada wartawan.
Militan yang terinspirasi al-Qaida menguasai Fallujah dan bagian-bagian Ramadi akhir Desember, memanfaatkan ketidakpuasan kaum Sunni yang melonjak selama sebulan terakhir terhadap pemerintahan al-Maliki.
Pengambilalihan itu dipicu penangkapan seorang anggota parlemen Sunni oleh pasukan keamanan atas tuduhan terorisme, kemudian membongkar kamp protes anti-pemerintah warga Sunni selama setahun. Mereka kemudian mundur dari daerah itu guna menenangkan penduduk yang marah, sehingga memungkinkan militan mengambil kendali.
Kekerasan meningkat di Irak. Tahun lalu, menurut angka PBB, jumlah korban tewas di Irak tercatat tertinggi sejak pertumpahan darah sektarian terburuk di negara itu mulai mereda tahun 2007. Negara itu akan mengadakan pemilihan parlemen pertama sejak penarikan mundur pasukan Amerika pada 30 April.