Bom Bunuh Diri, Serangan Misil Pemberontak di Aden, 51 Tewas

Warga sipil dan pasukan keamanan berkumpul di lokasi serangan mematikan di kantor polisi Sheikh Othman, di Aden, Yaman, Kamis, 1 Agustus 2019.

Pemberontak di Yaman, Kamis (1/8) menembakkan misil balistik ke arah parade militer di Aden, kota pelabuhan di bagian selatan, sementara serangan bom lainnya menarget sebuah kantor polisi di bagian lain kota itu. Serangan-serangan tersebut menewaskan sedikitnya 51 orang dan mencederai puluhan lainnya, kata para pejabat.

Misil itu menghantam kawasan Breiqa, di mana parade militer sedang berlangsung oleh pasukan yang setia kepada Uni Emirat Arab (UEA). UEA, anggota koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi dukungan Iran sejak 2015 untuk mendukung pemerintah Yaman yang diakui internasional.

Serangan misil itu menewaskan sedikitnya 40 orang, kata seorang pejabat kesehatan.

Parade militer berlangsung di kamp al-Galaa yang prokoalisi di Aden, kata seorang pejabat keamanan tanpa menjelaskan lebih rinci mengenai para korban. Sejak pemberontak merebut ibukota negara itu, Sanaa, pada tahun 2014, Aden menjadi pusat kedudukan sementara pemerintah.

Warga sipil berkumpul di lokasi serangan mematikan di Aden, Yaman, Kamis, 1 Agustus 2019.

Situs Internet pemberontak Houthi, Al-Masirah, mengutip jubir militer Brigjen Yehia Sarea yang mengatakan bahwa pemberontak telah menembakkan misil balistik jarak menengah ke arah parade tersebut, menimbulkan sejumlah korban, termasuk sejumlah komandan militer.

Pejabat keamanan itu memberitahu Associated Press bahwa komandan dukungan UEA Monier al Yafie, yang dikenal dengan julukan Aboul Yamama, termasuk di antara yang tewas.

Tidak lama sebelum itu, sebuah mobil, bus dan tiga sepeda motor yang bermuatan bom menarget sebuah kantor polisi di kawasan Omar al-Mokhtar di kota itu dalam upacara apel pagi, kata Abdel Dayem Ahmed, seorang pejabat senior.

Empat pelaku serangan bom bunuh diri terlibat dalam serangan itu yang menewaskan 11 orang dan mencederai sedikitnya 29 orang, kata Ahmed kepada AP.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman kantor polisi itu, tetapi al-Qaida cabang Yaman dan sebuah afiliasi kelompok ISIS telah beraksi dengan memanfaatkan kekacauan akibat perang antara Houthi dan pasukan pemerintah Yaman, yang didukung koalisi pimpinan Saudi. [uh/lt]