Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu tapi afiliasi ISIS setempat berusaha untuk merebut daerah di Zliten meluas ke barat dari markas pusatnya di kota Sirte.
Utusan khusus PBB untuk Libya, Martin Kobler, mengecam serangan itu dan mendesak warga Libta untuk "mengesampingkan perbedaan mereka dan bersatu untuk melawan aksi terror." Pengeboman itu mengingatkan kembali warga Libya bahwa "diperlukan kemajuan mendesak ke arah pemberdayaan pemerintah persatuan dan membangun kembali lembaga-lembaga negara," kata Kobler dalam sebuah pernyataan.
Beberapa jam setelah ledakan itu, tim penyelamat di lokasi hanya bisa mengeluarkan 60 mayat dari reruntuhan kata juru bicara RS, Moamar Kaddi. Pejabat Libya mengatakan mereka yakin puluhan lagi mungkin tewas.
Pejabat keamanan Zliten mengatakan markas polisi di mana sekitar 400 polisi yang direkrut dilatih digunakan oleh polisi perbatasan Libya. Polisi perbatasan menggagalkan sejumlah upaya penyelundupan manusia ke lepas pantai Zliten bulan lalu. [my/al]