BPS: Tingkat Kemiskinan Indonesia Menurun

  • Iris Gera

Kepala BPS, Suryamin. (Foto: dok).

Menurut hasil survei BPS, penduduk miskin di perkotaan terbanyak berada di Pulau Bali dan Nusa Tenggara, sementara penduduk miskin di pedesaan terbanyak di Pulau Maluku dan Papua.

Setiap Maret dan September, BPS melakukan survei terbaru mengenai tingkat kemiskinan. Dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (1/7), Kepala BPS Suryamin menjelaskan metoda yang digunakan BPS untuk mengukur kemiskinan di Indonesia, juga digunakan oleh banyak negara.

“Untuk mengukur kemiskinan BPS menggunakan konsep pendekatan kebutuhan dasar. Kita buat garis kemiskinan yang terdiri dari garis kemiskinan makanan, kebutuhan minimum makanan setara 2.100 kilo kalori per kapita per hari dan garis kemiskinan non makanan. Nilai mininum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, digabungkan menjadi garis kemiskinan. Kita pakai sejak ’98 (tahun 1998) dan 2.100 kilo kalori itu memang secara internasional banyak yang hampir sama, bahkan ada yang dibawah kita,” kata Suryamin.

Your browser doesn’t support HTML5

Tingkat Kemiskinan Indonesia Menurun

Kepala BPS, Suryamin menambahkan penduduk miskin di Indonesia hasil survei hingga Maret 2014 menurun dibanding hasil survei September tahun lalu.

“Pada bulan Maret 2014 jumlah penduduk miskin sebesar 28,28 juta orang, bila dibandingkan dengan September 2013 terjadi penurunan dari 28,60 juta orang, dan persentasenya juga menurun dari 11,46 menjadi 11,25 persen,” jelasnya.

Menurut hasil survei BPS, penduduk miskin di perkotaan terbanyak berada di Pulau Bali dan Nusa Tenggara, sementara penduduk miskin di pedesaan terbanyak di Pulau Maluku dan Papua. Pulau Kalimantan merupakan pulau yang sedikit berpenduduk miskin.

“Menurut pulau, perkotaan yang paling rendah presentase penduduk miskinnya terjadi di Kalimantan, tertinggi di Bali dan Nusa Tenggara, sementara untuk wilayah pedesaan bila dilihat pulau yang tertinggi presentase penduduk miskinnya terjadi di Maluku dan Papua, terendah, Kalimantan,” kata Ketua BPS.

Secara rinci BPS mencatat selama periode September 2013 hingga maret 2014 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun dari sekitar 10,68 juta orang menjadi sekitar 10,51 juta orang. Sementara masyarakat miskin di daerah pedesaan turun dari 17,92 juta orang menjadi sekitar 17,77 juta orang.

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan adalah beras, disusul telur ayam, daging ayam, mie instan, gula pasir, tempa dan tahu serta rokok.

Sementara komoditi bukan makanan, peranan terbesar diantaranya biaya perumahan, tarif dasar listrik, biaya pendidikan dan biaya untuk bahan bakar minyak atau BBM.