'Brexit' Bisa Picu Referendum Serupa di Seluruh Eropa

Seorang pendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa ("Brexit") membagikan leaflet permintaan dukungan terhadap Brexit di London (foto: dok).

Pew Research Center di Washington DC yang mewawancarai 10.000 responden di seluruh Eropa, mendapati bahwa skeptisisme tentang Uni Eropa tidak terbatas pada Inggris saja.

Menurut penelitian baru, dukungan terhadap Uni Eropa telah merosot di seluruh Eropa, menimbulkan kekhawatiran di Brussels, Belgia, atas dampak diadakannya referendum di Inggris mendatang mengenai status keanggotaan negara itu dalam blok Uni Eropa.

Pusat Penelitian Pew yang berkantor di Washington DC mewawancarai 10.000 orang di seluruh Eropa. Jawaban mereka menunjukkan bahwa skeptisisme tentang Uni Eropa tidak terbatas pada Inggris saja.

Perancis memandang blok tersebut bahkan lebih tidak baik dari Inggris, di mana hanya 38 persen orang punya pandangan positif tentang Uni Eropa, dibandingkan dengan 69 persen pada tahun 2004. Di Spanyol, dukungan atas Uni Eropa jatuh dari 80 menjadi 47 persen.

Tim Oliver dari London School of Economics mengatakan, referendum di Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (atau disebut "Brexit") bisa memicu referendum serupa di seluruh benua.

"Namun, apakah mereka berhasil, tergantung pada apa yang terjadi di Inggris. Jika Inggris terpecah, hal itu akan mengirim pesan yang cukup kuat ke seluruh Uni Eropa .

"Dan kedua, tergantung pada apa yang terjadi di zona euro, tergantung pada apa yang terjadi di Schengen, dan apa yang terjadi dengan Rusia. Uni Eropa menghadapi beberapa krisis saat ini, dan Inggris adalah salah satu dari krisis itu."

Oliver menambahkan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa kemungkinan akan berlanghsung lama dan pahit.

Peneliti Pew mengatakan, banyak penolakan terhadap Uni Eropa terkait penanganan krisis pengungsi. Lebih dari satu juta migran tiba di Yunani pada tahun 2015, dan sentimen anti Uni Eropa meningkat sampai 94 persen di negara itu. [ps/ii]