“Saya melihat potensi pasar yang besar di Indonesia, sebagai negara ke empat terbesar di dunia. Kami mencari kesempatan untuk berekspansi ke Indonesia”, ujar Antonio Dixon, presiden dan pendiri Solarfi, sebuah perusahaan berdomisili di New York dan Accra (Ghana) yang bergerak dalam bidang teknologi Solar.
Antonio hadir sebagai peserta dalam pertemuan Forum Bisnis Perdagangan, Turis dan Investasi (Trade, Tourism and Investment) atau TTI yang diselenggarakan oleh Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) New York. Forum tersebut digelar KJRI bekerja sama dengan beberapa kantor perwakilan lembaga pemerintah dan perbankan Indonesia di New York, seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri, pada 8 November lalu.
Forum bisnis TTI yang baru pertama kali diselenggarakan pada pertengahan pekan lalu, bertujuan untuk mempromosikan potensi kerja sama ekonomi antara Amerika dan Indonesia dalam bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi. Dihadiri oleh sekitar 200 pebisnis dan investor, forum ini menghadirkan para pembicara seperti Kepala BKPM Thomas Lembong; Duta Besar RI Budi Bowoleksono; Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X; Konsul Ekonomi KJRI New York Winanto Adi; Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia New York Noor Nugroho; dan pengusaha dan perwakilan BUMN.
Hadir pula Wayne Forrest dari Kamar Dagang Indonesia Amerika di New York, Dubes Robert Blake dan mantan dubes AS untuk Indonesia, Cameron Hume, hingga perwakilan dari perusahaan AS, seperti General Eletric dan OPIC.
Sementara itu, dua perusahaan berbasis industri digital, Bukalapak dan Go-Jek, cukup menarik minat para pebisnis Amerika.
“Kami datang sejalan dengan misi kami untuk mengenalkan Bukalapak ke masyarakat Amerika”, ujar Muhamad Fajrin Rasyid, salah satu pendiri dan presiden PT Bukalapak.com. Fajrin tampak berdiskusi cukup lama dengan para pebisnis Amerika yang tertarik untuk kemungkinan kerjasama.
“Event ini sangat penting untuk menjalin koneksi dari sisi investasi, sisi peluang pasar, dan sebagainya, karena ngga bisa dipungkiri (kalau) AS masih merupakan kekuatan ekonomi terbesar didunia sampai saat ini”, tambah Fajrin yang berharap agar forum ini menjadi jembatan bagi Indonesian dengan investor Amerika.
"Event ini adalah puncak dari serangkaian events yang sudah kami rancang sejak tahun lalu, dimana kami mengajak 16 investor Amerika yang sebagian besar belum pernah ke Indonesia”, ujar Winanto Adi, Konsul Ekonomi KJRI. Para investor ini diajak mengunjungi Lombok, Yogjakarta, Solo dan Jakarta.
“Ternyata mereka sangat tertarik dengan Indonesia. Setelah kunjungan ini, para investor Amerika ini ada yang sudah investasi atau sedang proses melakukan investasi di Indonesia, dengan nilai $300 juta,” jelas Winanto yang berharap agar forum bisnis ini dapat memberikan peluang investasi dari Amerika lebih banyak ke Indonesia.