Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Selasa (21/6), melangsungkan pembicaraan dengan para pemimpin partai utama Prancis, termasuk anggota parlemen sayap kanan National Rally Marine Le Pen, dalam upaya menunjukkan bahwa ia terbuka untuk berdialog setelah aliansi tengahnya gagal memenangkan mayoritas absolut dalam pemilu parlemen.
Pertemuan di Istana Kepresidenan Elysee itu terjadi setelah Perdana Menteri Elisabeth Borne menawarkan pengunduran diri secara resmi pada Selasa, sejalan dengan tradisi setelah pemilu parlemen.
BACA JUGA: Presiden Macron Hadapi Periode Kedua yang Sulit Setelah Kehilangan Suara Mayoritas di Parlemen PrancisMacron dengan cepat menolak tawaran itu dan mempertahankan pemerintahan saat ini.
Dalam pemilu parlemen pada Minggu (19/5), aliansi Macron berhasil mengumpulkan 245 kursi, atau kurang 44 kursi untuk menjadi mayoritas di Majelis Nasional – majelis parlemen dengan 577 kursi yang paling kuat di Prancis.
BACA JUGA: Presiden Prancis Serukan ‘Diskusi Baru' dengan UkrainaKoalisi sayap kiri Nupes memenangkan 131 kursi, menjadikannya sebagai kekuatan oposisi utama. Sementara kelompok sayap kanan National Rally meraih 89 kursi atau naik delapan kursi dari sebelumnya.
Berbicara kepada wartawan di luar Istana Elysee, Le Pen mengatakan ia tidak “ingin menjadi hambatan sistematis” tetapi akan menentang proposal jika tidak diubah “seperti yang diinginkan.” [em/lt]