Buntut Kecelakaan Kereta LRT, Kepala Operator Transportasi Malaysia Dipecat

Para penumpang menggunakan masker menunggu kereta LRT (light rail transit) di sebuah stasiun di tengah pandemi COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, 1 Oktober 2020. (Foto: Lim Huey Teng/Reuters)

Kementerian Keuangan Malaysia mengatakan pada Rabu (26/5) bahwa pihaknya telah memberhentikan ketua operator layanan angkutan umum di tengah protes atas tanggapannya terhadap kecelakaan kereta api yang menyebakan lebih dari 200 orang luka-luka.

Seperti dilaporkan sebelumnya, Senin (24/5), dua kereta bawah tanah bertabrakan di sebuah terowongan bawah tanah dekat pusat Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia. Kecelakaan itu mengakibatkan 47 penumpang mengalami luka serius dan 166 luka ringan.

Reuters melaporkan, Ketua Prasarana Malaysia Tajuddin Abdul Rahman tampak menanggapi kecelakaan itu dengan nada bercanda ketika menjawan pertanyaan seorang wartawan dalam konferensi pers pada Selasa (25/5).

"Biasa ... hanya dua kereta yang bersama. Mereka saling berciuman," kata Tajuddin sambil tertawa saat jumpa pers yang disiarkan di televisi.

Pengguna media sosial Malaysia mengecam komentar Tajuddin sebagai tidak sensitif, sedangkan ribuan orang menandatangani petisi daring yang meminta dia untuk dipecat.

BACA JUGA: Kereta LRT Kuala Lumpur Kembali Beroperasi Setelah Kecelakaan Hebat

Dalam surat tertanggal Rabu (26/5) dan beredar di media sosial, Menteri Keuangan Tengku Zafrul Abdul Aziz mengatakan Tajuddin akan dihentikan segera.

Surat itu tidak menjelaskan alasannya.

Seorang juru bicara kementerian mengkonfirmasi kepada media bahwa surat itu asli. Tajuddin tidak menanggapi panggilan dari Reuters untuk dimintai komentar.

Tajuddin, yang juga anggota parlemen pemerintah, diangkat menjadi ketua Prasarana pada Mei tahun lalu.

Pihak berwenang telah berjanji untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap tabrakan kereta, kecelakaan besar pertama dalam 23 tahun sistem metro beroperasi. [na/ft]