Bupati Cianjur akan memegang kendali penuh penanganan gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, termasuk pencarian dan pertolongan korban, penanganan pengungsi, evakuasi termasuk pembangunan rumah-rumah yang rusak.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam jumpa pers, Minggu (27/11). Menurutnya, gempa Cianjur bukan bencana nasional, melainkan bencana daerah. Meski dia mengakui bahwa gempa bermagnitudo 5,6 itu memang masif dan berdampak besar.
“Lambat laun mungkin mulai besok Senin ini segala penanganan komando di lapangan, pelaksanaan kegiatan harian, ini akan kembali sesuai ketentuan. Ketentuannya adalah kalau bencana alam daerah sesuai dengan surat edaran Mendagri tanggal 16 Februari 2019, itu berdasarkan instruksi Bapak Presiden bahwa kalau bencana daerah itu otomatis Pak Bupati jadi komandan satgas, dibantu wakilnya adalah komandan Kodim dan kapolres," ujar Suharyanto
Meski demikian, tambahnya, pemerintah pusat tetap akan mendampingi dan memberikan bantuan secara optimal.
Hingga saat ini tercatat 11 orang masih belum ditemukan, sementara 108 orang mengalami luka berat dan masih dirawat di rumah sakit, baik di Kabupaten Cianjur maupun di rujuk ke rumah sakit lain. Korban tewas menjadi 321 orang.
BNPB : 325 Lokasi Pengungsian di 15 Kecamatan
Suharyanto menjelaskan hingga Minggu (27/11), satuan tugas gabungan penanganan Gempa Cianjur berhasil mendata sebanyak 325 titik pengungsian yang tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Cianjur.
"Dan 183 itu yang terpusat, adalah yang mengungsi di atas 25 orang. Kemudian ada 142 titik pengungsian mandiri, artinya masyarakat yang mendirikan tempat-tempat pengungsian di sekitar rumahnya masing-masing dengan kekuatan di bawah 25 orang. Yang berhasil didata, jumlah pengungsi per hari ini adalah 73.874 jiwa," kata Suharyanto
BACA JUGA: Gempa Cianjur: Korban Tewas Capai 318 Orang, 14 Masih HilangDari jumlah pengungsi tersebut, lanjutnya, jumlah pengungsi laki-laki sebanyak 33.713 orang dan 40.161 pengungsi perempuan, 92 penyandang disabilitas, 1.207 perempuan hamil, dan 4.240 orang lanjut usia.
Hasil pendataan hingga hari ini, rumah rusak berat sebanyak 27.434, rusak sedang (13.070 rumah), dan rusak ringan (22.124 rumah). Sehingga total rumah rusak akibat gempa di Cianjur sebanyak 62.628. Kemudian Gempa Cianjur juga merusak sekolah (398), tempat ibadah (160), fasilitas kesehatan (14), dan kantor (16).
Suharyanto mengakui tenda dibutuhkan para pengungsi masih kurang. Sedangkan distribusi kebutuhan logistik bagi pengungsi relatif lebih baik ketimbang kemarin. Lokasi-lokasi pengungsian tadinya tidak terjangkau dan belum mendapat bantuan sudah bisa dicapai.
Haturkan Rasa Terima Kasih
Bupati Cianjur Herman Suherman dalam kesempatan itu kembali menyampaikan rasa terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan sumbangan kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur melalui rekening Bank Jawa Barat cabang Cianjur. Jumlah donasi sampai saat ini Rp2,6 miliar dari 418 donatur. Banyak bantuan berupa barang datang dari Cianjur atau luar Cianjur disalurkan langsung ke tempat-tempat pengungsian.
"Saya mengimbau kepada yang akan memberikan (bantuan) silakan saja tapi mohon untuk diinformasikan ke posko, sehingga pada saat memberikan tidak tumpang tindih. Akhirnya di lapangan ini, di posko-posko banyak yang menumpuk bantuan-bantuan. Ada juga yang menipis tidak tersentuh bantuan dari pihak yang lain," ujar Herman.
Menurut Herman, Pemerintah Kabupaten Cianjur sudah menyediakan lahan seluas dua hektare untuk merelokasi pengungsi Gempa Cianjur. Tempatnya di Kampung Sirnagalih, Kecamatan Cilahu. Diperkirakan akan dibangun sekitar 200 rumah yang diprioritaskan untuk korban yang oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tidak boleh membangun kembali rumahnya di lokasi rumah sebelumnya.
Insiden di Posko Bantuan
Dalam perkembangan lainnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Sabtu (26/11) menyesalkan tindakan beberapa orang yang menerima bantuan dari kelompok non-Muslim tetap mencabut label identitas pemberi bantuan. Dengan tegas ia meminta kepolisian, khususnya Kapolda Jawa Barat, untuk menyelidiki hal ini agar tidak terulang di kemudian hari.
“Walaupun kita tidak bersaudara dalam keimanan, kita tetaplah bersaudara dalam kebangsaan dan kemanusiaan,” cuitnya di Twitter. [fw/em]