Gempa Cianjur pada akhir November lalu membuat cemas warga diaspora Indonesia di AS, khususnya bagi mereka yang asal Cianjur. Meski demikian bencana ini juga membangkitkan solidaritas diaspora di AS, dari berbagai latar belakang suku dan keagamaan. Selengkapnya ikuti laporan tim VOA berikut ini.
Penanganan gempa di Cianjur, mulai Senin (28/11) akan dipegang penuh oleh bupati Cianjur.
Operasi pencarian korban gempa yang mengguncang Kabupaten Cianjur Senin lalu masih terus berlangsung. Jumlah korban meninggal pun terus bertambah.
Bantuan bagi korban gempa di Cianjur terus berdatangan. Sedikitnya 258 donatur memberikan sumbangan hingga hampir Rp2 miliar. Namun, bantuan khusus bagi anak-anak, perempuan dan lansia masih jarang.
Di tengah kesedihan warga karena hantaman gempa yang menelan begitu banyak korban, ada mukjizat yang terjadi. Seorang balita yang tertimpa reruntuhan rumahnya selama tiga hari dua malam ditemukan dalam kondisi selamat. Ibu dan neneknya meninggal dunia di dekatnya.
BMKG melaporkan setidaknya ada 162 gempa susulan sejak Senin (21/11) di Cianjur, dengan kekuatan terbesar 4,2 dan terkecil 1,2 magnitudo skala Richter.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa Cianjur termasuk dangkal karena pusat gempa tidak jauh dari permukaan tanah.
Sebagian besar korban tewas dan luka-luka akibat gempa bumi hari Senin (21/11) di Cianjur, Jawa Barat, adalah anak-anak. Kuat dugaan buruknya konstruksi bangunan sekolah menjadi penyebabnya.
Meski gempa di Cianjur dan sekitarnya pada Senin hanya memiliki magnitudo 5,6 pada skala Richter, kerusakan bangunan yang terjadi cukup masif. Pakar menyebut, setidaknya ada lima faktor mempengaruhi kondisi itu.
Tunjukkan lebih banyak