Peretas memasuki akun Twitter milik jaringan restoran makanan cepat saji Burger King, mengunggah kata-kata tidak pantas dan berita bohong.
Jaringan makanan cepat saji Burger King Worldwide Inc mengunci akun Twitternya selama sejam setelah menyadari ada peretas yang menerobos akun tersebut pada Senin siang (17/2), ujar juru bicara perusahaan Bryson Thornton dalam surat elektronik.
“Akun Twitter dari merk BURGER KING® telah diretas. Kami telah bekerja sama langsung dengan para administrator untuk mengunci akun selama sejam sampai kami dapat menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.
Beberapa kicauan muncul dengan lambang saingan terbesar Burger King, McDonald's, namun dengan ejaan yang tidak benar. Beberapa berusaha menjelek-jelekkan Burger King, jaringan hamburger ketiga terbesar di AS, dan para pegawainya.
“Baru saja dijual ke McDonalds," ujar salah satu kicauan, dengan tambahan “Kebebasan adalah Kegagalan.”
Lambang perusahaan juga telah diubah menjadi lambang McDonald Corp. Dan gambar latar belakang diganti menjadi menu baru McDonald's, yaitu Fish McBites.
Sekitar 55 kicauan dan ‘retweet’ menyusul selama 75 menit, termasuk yang mengandung hujatan rasial, referensi kepada pemakaian narkoba dan kata-kata tidak pantas.
Namun masalah yang dihadapi Burger King ini termasuk contoh ringan dalam masalah keamanan dunia maya, yang saat ini menimbulkan kekhawatiran di Washington dan di industri.
Media-media seperti The New York Times, The Wall Street Journal dan The Washington Post semua menyatakan tahun ini bahwa sistem komputer mereka telah diterobos, sementara beberapa laman milik jaringan televisi NBC diretas dalam waktu singkat November lalu.
Pejabat Gedung Putih dan beberapa anggota parlemen sedang berusaha membuat legislasi yang akan membuat pemerintah dan industri lebih mudah dalam membagi informasi mengenai bagaimana melindungi diri melawan peretasan.
Burger King tidak mengetahui siapa yang meretas akunnya, dan akun-akun media sosial lainnya tidak terdampak, ujar Thornton. Tim media sosial dan agensi di luar perusahaan mengelola akun Twitter mereka, tambahnya. Thornton kemudian mengeluarkan pernyataan maaf kepada pengikut Twitter perusahaan tersebut seraya mengatakan bahwa akun Twitter mereka telah aktif kembali.
Twitter mengakui pada 1 Februari bahwa penyerang dunia maya mungkin telah mencuri nama dan kata kunci dari 250.000 pengguna. Pada saat itu, Twitter mengatakan bahwa mereka telah memberitahu pengguna mengenai pelanggaran tersebut.
Sementara itu, McDonald's memberi tanggapan di Twitter bahwa mereka berempati dengan Burger King. “Kami jamin, kami tidak ada hubungannya dengan peretasan itu,” ujar mereka. (AP/Reuters)
“Akun Twitter dari merk BURGER KING® telah diretas. Kami telah bekerja sama langsung dengan para administrator untuk mengunci akun selama sejam sampai kami dapat menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.
Beberapa kicauan muncul dengan lambang saingan terbesar Burger King, McDonald's, namun dengan ejaan yang tidak benar. Beberapa berusaha menjelek-jelekkan Burger King, jaringan hamburger ketiga terbesar di AS, dan para pegawainya.
“Baru saja dijual ke McDonalds," ujar salah satu kicauan, dengan tambahan “Kebebasan adalah Kegagalan.”
Lambang perusahaan juga telah diubah menjadi lambang McDonald Corp. Dan gambar latar belakang diganti menjadi menu baru McDonald's, yaitu Fish McBites.
Sekitar 55 kicauan dan ‘retweet’ menyusul selama 75 menit, termasuk yang mengandung hujatan rasial, referensi kepada pemakaian narkoba dan kata-kata tidak pantas.
Namun masalah yang dihadapi Burger King ini termasuk contoh ringan dalam masalah keamanan dunia maya, yang saat ini menimbulkan kekhawatiran di Washington dan di industri.
Media-media seperti The New York Times, The Wall Street Journal dan The Washington Post semua menyatakan tahun ini bahwa sistem komputer mereka telah diterobos, sementara beberapa laman milik jaringan televisi NBC diretas dalam waktu singkat November lalu.
Pejabat Gedung Putih dan beberapa anggota parlemen sedang berusaha membuat legislasi yang akan membuat pemerintah dan industri lebih mudah dalam membagi informasi mengenai bagaimana melindungi diri melawan peretasan.
Burger King tidak mengetahui siapa yang meretas akunnya, dan akun-akun media sosial lainnya tidak terdampak, ujar Thornton. Tim media sosial dan agensi di luar perusahaan mengelola akun Twitter mereka, tambahnya. Thornton kemudian mengeluarkan pernyataan maaf kepada pengikut Twitter perusahaan tersebut seraya mengatakan bahwa akun Twitter mereka telah aktif kembali.
Twitter mengakui pada 1 Februari bahwa penyerang dunia maya mungkin telah mencuri nama dan kata kunci dari 250.000 pengguna. Pada saat itu, Twitter mengatakan bahwa mereka telah memberitahu pengguna mengenai pelanggaran tersebut.
Sementara itu, McDonald's memberi tanggapan di Twitter bahwa mereka berempati dengan Burger King. “Kami jamin, kami tidak ada hubungannya dengan peretasan itu,” ujar mereka. (AP/Reuters)