Burma Ambil Alih Kepemimpinan ASEAN

Presiden Burma Thein Sein (kiri) menerima palu dari Sultan Brunei Hassanal Bolkiah untuk menjadi tuan rumah KTT ASEAN setahun mendatang, Kamis (10/10).

Burma, yang dulu terkucil, telah mengambil satu lagi langkah dalam menormalisasi posisi internasionalnya dengan menduduki jabatan bergilir sebagai ketua ASEAN.
Dalam sebuah upacara di Brunei hari Kamis (10/10), Presiden Burma Thein Sein menerima palu dan tanggung jawab untuk menjadi tuan rumah lebih bagi 1.100 pertemuan dalam setahun mendatang.

Zaw Htay, juru bicara pemerintah di Rangoon, memberitahu VOA negaranya telah mempersiapkan diri selama dua tahun dan telah mendapat banyak bantuan dari negara-negara tetangganya.

Posisi ketua ASEAN itu diberikan kepada Burma setelah bereformasi politik yang telah mengarah pada pencabutan sebagian besar sanksi internasional. Pemerintah Thein Sein telah mendapat pujian karena membebaskan ratusan tahanan politik, mencabut undang-undang penyensoran, dan menyelenggarakan pemilu di mana banyak anggota oposisi memenangkan kursi di parlemen.

Namun, kepemimpinan ASEAN kini dikecam oleh sebagian yang mengatakan negara itu belum berbuat cukup banyak, dengan mengacu pada kekerasan sektarian yang terus berlanjut terhadap warga Muslim dan sisa tahanan politik di negara itu.

Aktivis Aung Thu Nyein mengatakan posisi ketua ASEAN itu akan akan mengarahkan lampu sorot yang sangat dibutuhkan atas catatan HAM di Burma.