Para pemilih Burma memberikan suara dalam pemilu parlemen yang dipandang sebagai ujian penting terhadap kemajuan reformasi demokrasi di negara itu, Minggu (1/4).
Para calon bersaing untuk memperebutkan 45 dari 664 kursi di parlemen sejak pemerintahan sipil secara nominal berkuasa bulan Maret tahun lalu.
Pemimpin oposisi utama Aung San Suu Kyi, ketua Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) untuk pertama kalinya mencalonkan diri sejak 1990 sewaktu partainya menang besar dalam pemilu. Ketika itu para pemimpin militer menolak menyerahkan kekuasaan dan mengenakan tahanan rumah terhadapnya selama hampir 20 tahun.
Hari Minggu NLD menuduh bahwa sebagian kertas surat suara telah diolesi dengan lilin, yang bisa dihapus kemudian untuk diganti namanya. Pihak oposisi juga mengeluh tentang adanya intimidasi terhadap pemilih. Menurut Aung San Suu Kyi pemilu Burma tidak akan adil tapi katanya pemilihan itu tetap penting.
Pemilu 2010, yang dimenangkan oleh para kandidat yang didukung militer dicemari oleh keluhan di mana-mana tentang terjadinya kecurangan dan ketidak-ikutan NLD, yang memboikot pemilu itu karena Aung San Suu Kyi, pemimpin partai dan pemenang hadiah Nobel, tidak diizinkan mencalonkan diri.
Pemimpin oposisi utama Aung San Suu Kyi, ketua Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) untuk pertama kalinya mencalonkan diri sejak 1990 sewaktu partainya menang besar dalam pemilu. Ketika itu para pemimpin militer menolak menyerahkan kekuasaan dan mengenakan tahanan rumah terhadapnya selama hampir 20 tahun.
Hari Minggu NLD menuduh bahwa sebagian kertas surat suara telah diolesi dengan lilin, yang bisa dihapus kemudian untuk diganti namanya. Pihak oposisi juga mengeluh tentang adanya intimidasi terhadap pemilih. Menurut Aung San Suu Kyi pemilu Burma tidak akan adil tapi katanya pemilihan itu tetap penting.
Pemilu 2010, yang dimenangkan oleh para kandidat yang didukung militer dicemari oleh keluhan di mana-mana tentang terjadinya kecurangan dan ketidak-ikutan NLD, yang memboikot pemilu itu karena Aung San Suu Kyi, pemimpin partai dan pemenang hadiah Nobel, tidak diizinkan mencalonkan diri.