Bursa, Surat Kabar dan Maskapai AS Hadapi Gangguan Teknis

  • Associated Press

Suasana di Bursa Saham New York (8/7). (AP/Seth Wenig)

Mungkin kita terlalu terburu-buru mendorong teknologi ke dalam operasi-operasi bisnis dan kehidupan sehari-hari sebelum betul-betul siap, menurut para ahli.

Para pegawai teknologi informasi menghadapi hari yang buruk. Maskapai penerbangan terbesar di AS, bursa saham tertuanya dan surat kabar bisnis paling terkemuka, semua menghadapi masalah teknologi yang menghambat layanan selama beberapa jam.

Para pejabat pemerintah mengatakan kelihatannya insiden-insiden tersebut tidak berkaitan atau hasil dari sabotase, menyangkal gelombang canda dan teori konspirasi di media sosial, dan bahkan kecurigaan dari direktur FBI, James Comey.

"Dalam bidang kerja saya, kami tidak suka kebetulan,” ujar Comey kepada Kongres, Rabu (8/7). “Tapi kelihatannya tidak ada keterlibatan serangan dunia maya.”

Pertama, masalah alat router di United Airlines menangguhkan semua penerbangan selama hampir dua jam, mengakibatkan 800 penundaan dan 60 pembatalan. Lalu pada pukul 11.32, “masalah teknis” di Bursa Saham New York menghentikan perdagangan saham.

Di tengah itu semua, laman Wall Street Journal, WSJ.com, menghadapi “kesulitan-kesulitan teknis” yang mengirim para pengunjung ke situs temporer sementara surat kabar itu mengatasi masalah tersebut.

“Masalahnya adalah manusia tidak dapat mengejar semua teknologi yang mereka ciptakan,” ujar Avivah Litan, seorang analis di Gartner.

“Hal ini tidak dapat dikelola lagi oleh otak manusia. Harapan terbaik kami adalah bahwa komputer-komputer pada akhirnya akan cukup cerdas untuk mengurus dirinya sendiri.”

Teknologi membuat kehidupan lebih mudah dan ekonomi lebih efisien, memungkinkan aliran informasi dan komunikasi yang hampir seketika dan pengaturan operasi-operasi dari jarak jauh. Sampai itu semua gagal. Dan masalah-masalah teknologi seperti yang terjadi hari Rabu sepertinya akan menjadi lebih umum karena komputer dan alat-alat elektronik lainnya semakin berhubungan berkat Internet.

Untuk maskapai United, itu adalah gangguan teknis besar kedua dalam dua bulan. Tanggal 2 Juni, perusahaan itu harus menghentikan semua lepas landas di AS karena isu otomasi komputer.

Mungkin kita terlalu terburu-buru mendorong teknologi ke dalam operasi-operasi bisnis dan kehidupan sehari-hari sebelum betul-betul siap, menurut para ahli.

Lillian Ablon, seorang peneliti teknologi untuk Rand Corp. mengatakan insiden-insiden ini seharusnya diartikan sebagai peringatan terhadap perusahaan-perusahaan dan para insinyur untuk memrogram jaringan mereka untuk melindungi diri dari masalah teknis tak terhindarkan dan serangan berbahaya dari luar.

“Alih-alih membiarkan teknologi bergegas mendahului kita dan kemudian mencoba mengejar dalam hal privasi dan keamanan, seharusnya kita memperkuat sistem dulu dari awal,” ujarnya. “Kita perlu sedikit lebih cerdas dalam hal pengkodean.”

Lamanya kerusakan hari Rabu juga mengkhawatirkan, ujar Gartner Litan.

Perlu lebih dari 3,5 jam sampai akhirnya Bursa Saham dibuka kembali. “Saya kira semua orang perlu berasumsi bahwa teknologi kadang-kadang akan bermasalah, tapi kita juga perlu cukup bertahan untuk segera pulih dari kerusakan dalam setengah jam, jika tidak bisa beberapa menit,” kata Litan.

Tetap saja, tidak bisa mengakses teknologi selama beberapa jam merupakan pengingat bahwa hal itu jelas lebih baik daripada alternatifnya.

“Jika ada perdagangan enam atau tujuh miliar saham per hari, saya tidak yakin ada pilihan lain,” ujar Larry Tabb, pendiri dan CEO Tabb Group, sebuah perusahaan riset keuangan yang fokus pada struktur dan perdagangan pasar.

“Saya tidak bisa membayangkan kita kembali ke sistem kertas dan perdagangan di lantai. Jika Google rusak, apakah akan ada orang-orang yang membantu yang lain mencari di ensiklopedia? Dunia sudah berubah.”