Burundi Merasa Disudutkan oleh Tuduhan AS Soal Rwanda

Menteri Luar Negeri Burundi Alain Nyamitwe (Foto: dok).

Asisten Menteri Luar Negeri urusan Afrika Linda Thomas-Greenfield menyampaikan laporan kepada Senat AS soal perekrutan pengungsi Burundi di Rwanda untuk terlibat dalam serangan-serangan bersenjata terhadap pemerintah Burundi.

Burundi menyatakan merasa disudutkan sekarang ini karena Amerika Serikat menuduh pemerintah Rwanda terlibat dalam berbagai aktivitas untuk menimbulkan ketidakstabilan di Burundi.

Asisten Menteri Luar Negeri urusan Afrika Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Rabu (10/2), ada laporan yang kredibel bahwa pengungsi Burundi di Rwanda direkrut untuk terlibat dalam serangan-serangan bersenjata terhadap pemerintah Burundi.

Menteri Luar Negeri Burundi Alain Nyamitwe mengatakan Burundi telah menyatakan kekhawatiran mengenai Rwanda selama berbulan-bulan. Sekarang, Nyamitwe mengatakan Amerika harus mengambil tindakan konkret, karena perilaku Rwanda bertentangan dengan seluruh norma internasional.

Nyamitwe tidak menyebutkan tindakan spesifik apa yang diinginkan Burundi untuk diambil Amerika terhadap Rwanda. Tetapi ia mengatakan meskipun Burundi ingin hidup secara damai dengan negara-negara tetangganya, negara itu tidak akan bersikap lunak sebelum kedaulatannya dihormati.

Presiden Rwanda Paul Kagame telah mengesampingkan dengan menyebutnya “kekanak-kanakan” sebuah laporan panel PBB pekan lalu bahwa pengungsi Burundi telah direkrut di sebuah kamp pengungsi di Rwanda Timur pada Mei dan Juni 2015. Menurut laporan itu, para pengungsi diberi pelatihan militer selama dua bulan untuk menyingkirkan Presiden Nkurunziza dari kekuasaannya. [uh]