Pemerintah Burundi Terbuka untuk Dialog dengan Oposisi

Tentara berjaga-jaga di ibukota Bujumbura, Burundi (8/11).

Obama mengatakan, para pemimpin Burundi seharusnya turut dalam pembicaraan untuk mengakhiri krisis politik di negara itu dan menghentikan gelombang kekerasan yang berkembang.

Seorang pejabat senior Burundi mengatakan pemerintah negaranya bersedia memulai dialog dengan oposisi, menyusul seruan mengadakan pembicaraan semacam itu dari Presiden AS Barack Obama dan PBB.

Willy Nyamitwe, penasihat senior presiden Burundi, hari Senin (16/11) kepada VOA mengatakan dialog itu bisa berlangsung di dalam atau luar negeri. Ia tidak banyak merinci kemungkinan pembicaraan itu. Ia mengatakan, pemerintah telah membentuk komisi nasional untuk dialog.

Dalam pesan video yang disiarkan VOA hari Sabtu, Obama mengatakan, para pemimpin Burundi seharusnya turut dalam pembicaraan untuk mengakhiri krisis politik di negara itu dan menghentikan gelombang kekerasan yang berkembang.

Obama mengimbau pembicaraan itu dimediasi pihak internasional dan diadakan di luar Burundi. Obama juga mengingatkan, pembunuhan orang tak bersalah dan "retorika sarat kebencian" oleh para pemimpin Burundi membahayakan masa depan negara di Afrika Tengah itu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan hari Senin, penting bagi semua pihak di Burundi "menghormati komitmen mereka akan dialog yang dimediasi internasional." Ia mengatakan, fokus pemerintah Amerika "adalah mendorong dan mendukung wilayah itu mendesakkan adanya dialog, serta rencana cadangan jika situasi memburuk."

Pejabat-pejabat Burundi hari Senin juga melaporkan setidaknya empat tewas dalam kekerasan Minggu malam hingga Senin. Kematian terjadi dalam baku tembak di bar di ibukota, Bujumbura. [ka]