Burundi Tunda Pemilihan Parlemen

Presiden Burundi Pierre Nkurunziza menyampaikan sambutan dari Istana Presiden di Bujumbura, Burundi (17/5).

Presiden Burundi Pierre Nkurunziza membuat keputusan itu atas saran komisi pemilu dan mengikuti permintaan pihak oposisi dan masyarakat internasional.

Presiden Burundi Pierre Nkurunziza menandatangani keputusan untuk menunda pemilihan parlemen dan lokal hingga 5 Juni, menyusul sebuah percobaan kudeta dan berbagai protes anti-pemerintah.

Ketua komisi pemilu Burundi, Pierre Claver Ndayigagire, mengkonfirmasi langkah tersebut kepada Seksi Bahasa Perancis ke Afrika, VOA.

Tanggal baru itu menunda pemilu parlemen selama 10 hari. Belum ada kabar apakah komisi itu juga akan menunda pemilihan presiden, yang telah dijadwalkan tanggal 26 Juni itu.

Ribuan warga Burundi melancarkan protes di ibukota Bujumbura, menuntut agar Presiden Pierre Nkurunziza mundur dari keputusannya yang kontroversial, untuk mencalonkan diri bagi masa jabatan ketiga.

Polisi Burundi hari Selasa (19/5) menembakkan gas air mata dan memukuli para demonstran yang mengatakan mereka akan bertahan di jalan-jalan hingga presiden mengubah keputusannya.

Pihak oposisi mengatakan masa jabatan ketiga akan melanggar konstitusi, tetapi presiden dan para pendukungnya berkilah bahwa ia dapat mencalonkan diri lagi karena masa jabatan pertamanya ditunjuk oleh parlemen.

Setidaknya 20 orang tewas dalam tiga minggu bentrokan antara pasukan keamanan dan pemrotes.

Nkurunziza berhasil selamat dari kudeta pekan lalu itu ketika ia berada di luar negeri, menghadiri konferensi regional yang membahas situasi politik di Burundi.