2035, California Berencana Larang Penjualan Kendaraan Bermesin Bensin

Sebuah mobil listrik resmi Negara Bagian New York ditampilkan di New York International Auto Show 2019 di New York City, 17 April 2019. (Foto: REUTERS/Stephen Lam)

Gubernur California, Gavin Newsom, Rabu (23/9), mengatakan negara bagian AS itu berencana untuk melarang penjualan mobil dan truk berpenumpang baru yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) mulai tahun 2035. Pada saat itu, pasar mobil utama AS diperkirakan akan bergeser ke kendaraan listrik untuk mengurangi emisi pemanasan iklim.

Kantor berita Reuters, mengutip Newsom, melaporkan ia akan meningkatkan upaya negara bagian tersebut untuk memerangi perubahan iklim di tengah banyaknya kejadian kebakaran hutan.

Newsom menandatangani perintah eksekutifnya di atas kap mobil prototipe Ford Mustang Mach-E listrik berwarna merah.

Negara bagian terpadat di negara itu berkomitmen untuk menghentikan penjualan kendaraan bertenaga bensin baru pada tahun 2035, dan mendorong negara bagian lain untuk mengambil tindakan serupa, kata Newsom.

California memiliki tujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80 persen pada tahun 2050 dibandingkan tahun 1990, tetapi dalam beberapa tahun terakhir emisi sektor transportasi telah meningkat.

BACA JUGA: PBB-Inggris Tuan Rumah Bersama KTT Iklim 12 Desember

Dewan Sumber Daya Udara California (California Air Resources Board/CARB) akan menjadikan rencana tersebut menjadi persyaratan yang mengikat secara hukum. Aturan tersebut akan mewajibkan 100 persen dari penjualan mobil berpenumpang baru dan truk di negara bagian itu mencapai nol emisi pada tahun 2035. Dewan juga berencana untuk mewajibkan semua operasi kendaraan berat menengah dan kendaraan berat menjadi nol emisi jika memungkinkan pada 2045.

California menyumbang sekitar 11 persen dari seluruh penjualan kendaraan AS, dan banyak negara bagian memilih untuk mengadopsi mandat kendaraan ramah lingkungan itu.

Newsom melihat langkah tersebut sebagai peluang ekonomi yang akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produsen mobil AS.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Judd Deere menyebut langkah itu "mengkhawatirkan.” Dalam sebuah pernyataan, ia mengatakan hal itu akan menghancurkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan biaya konsumen. “Presiden Trump tidak akan mendukungnya,” katanya. ​[ah/au]