Pete Hegseth, yang ditunjuk oleh Presiden terpilih AS Donald Trump untuk menjadi Menteri Pertahanan, hari Selasa (14/1), berjanji akan menumbuhkan “budaya pejuang” di Pentagon. Dia menggambarkan dirinya sebagai “agen perubahan” dalam sidang di Senat yang akan menentukan penolakan atau pengukuhannya untuk menduduki posisi itu. Penunjukan dirinya menarik perhatian para pengunjuk rasa dan juga para veteran yang mendukungnya.
Semula, Hegseth tidak membalas tuduhan pelecehan seksual terhadap dirinya, peminum minuman keras yang berlebihan, atau pandangannya yang meremehkan perempuan, ketika para senator menentukan apakah veteran dan pembawa acara TV itu layak untuk memimpin militer AS. Sebaliknya, ia berfokus pada pengalaman tempurnya di Garda Nasional Angkatan Darat.
“Sudah waktunya memberi seseorang yang telah berkarir untuk mengambil alih kepemimpinan. Seorang agen perubahan,” kata Hegseth dalam pidato pembukaannya.
"Ini tidak bersifat akademis," katanya sambil mengenakan pakaian bersaku dengan bordiran bendera Amerika di jasnya. "Inilah hidup saya."
Ditanya langsung tentang tuduhan pelecehan seksual terhadap dirinya, Hegseth menyangkalnya sebagai "kampanye kotor" dan serangan yang tidak adil.
BACA JUGA: Rusia Sambut Baik Signal Trump Soal Konflik UkrainaPara senator mulai menyelidiki pertanyaan-pertanyaan seputar Hegseth, dengan ketua Komite Angkatan Bersenjata dari Partai Republik yang mengakui pilihan itu "tidak konvensional." Para petinggi Partai Demokrat memperingatkan akan tuduhan "yang sangat mencemaskan" terhadap dirinya.
Senator Roger Wicker dari partai Republik yang mewakili negara bagian Missippi, selaku ketua, membandingkan Hegseth dengan Trump sendiri, yang menolak berbagai tuduhan terhadapnya sebagai: tidak berdasar dan mengatakan dia akan "membawa energi dan gagasan segar untuk mengguncang birokrasi."
Namun senator dari partai Demokrat Jack Reed mengatakan dengan datar: "Saya tidak yakin Anda memenuhi syarat untuk mengemban tugas yang sangat besar ini."
Hegseth, 44, berasal dari generasi baru veteran perang Irak dan Afghanistan. Pengalaman militernya secara luas dipandang sebagai jaminan. Namun tindakan dan pernyataan pada masa lalu menodai dirinya, termasuk tentang perempuan dan kelompok minoritas. Dia bersumpah untuk tidak minum alkohol jika dikukuhkan memimpin Pentagon. [ps/lt]