Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan ia percaya "lebih mungkin daripada tidak "bahwa sebuah bom menjatuhkan pesawat penumpang Rusia di atas Semenanjung Sinai Mesir pekan lalu, menewaskan 224 orang di dalamnya.
Berbicara sebelum pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi di London Kamis (5/11), Cameron juga mencatat bahwa para ahli belum bisa memastikan penyebab kecelakaan itu.
Para pejabat Mesir dan Rusia sejauh ini mengatakan tidak ada bukti untuk menyimpulkan bahwa satu bom berada di dalam pesawat itu.
Di Washington, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Amerika “tidak mengenyampingkan kemungkinan apapun, termasuk kemungkinan keterlibatan teroris.”
Salah seorang pejabat Amerika sebelumnya mengatakan pemantauan komunikasi menunjukkan kemungkinan ISIS bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat itu dan seseorang di bandara Sharm el-Sheikh membantu memasukkan bom ke pesawat MetrojetA-321 yang menuju St. Petersburg.
Dan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan "ada kemungkinan signifikan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh alat peledak di dalam pesawat."
Namun pemerintah Rusia telah menolak teori itu, mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apa yang menyebabkan pesawat itu jatuh. Seorang juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, hari Kamis menyebut kesimpulan sebelum penyelidikan selesai adalah "spekulasi."
Seorang juru bicara kepresidenan Mesir juga telah memperingatkan agar jangan dulu membuat kesimpulan. Tapi setidaknya satu pejabat Mesir dilaporkan mengatakan jatuhnya pesawat itu adalah akibat kecelakaan, bukan aksi teror. [as]