Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada hari Jumat (17/12) mengeluarkan seperangkat pedoman untuk memungkinkan anak-anak tetap bersekolah bahkan jika mereka tidak divaksinasi atau divaksinasi sebagian dan telah berdekatan dengan seseorang dengan COVID-19.
Dalam jumpa pers virtual oleh tim respons COVID-19 Gedung Putih, Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan protokol itu melibatkan pengujian dua kali dalam periode tujuh hari bagi siapa pun yang telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19. Dia mengatakan jika anak-anak yang terpapar memenuhi kriteria tertentu dan hasil tesnya terus negatif, mereka boleh bersekolah daripada dikarantina di rumah.
Walensky mengatakan banyak yurisdiksi telah bereksperimen dengan strategi uji tersebut. Sebagian daerah menguji setiap hari, sebagian setiap dua hari, dan yang lainnya dua kali seminggu. Dari eksperimen tersebut, dia mengatakan CDC akan merekomendasikan pengujian dua kali seminggu untuk mematuhi protokol “test-to-stay" (tes untuk tetap bisa bersekolah) secara memadai.
BACA JUGA: Panel CDC Lebih Anjurkan Penggunaan Vaksin mRNA ketimbang Johnson & JohnsonCDC juga menerbitkan serangkaian penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan secara internasional yang mengamati bagaimana COVID-19 menyebar di sekolah-sekolah. Temuan dari berbagai penelitian itu ikut dijadikan dasar dasar untuk rekomendasi tes untuk tetap bisa bersekolah tersebut.
Walensky melaporkan di setidaknya 39 negara bagian AS terdapat lebih dari 75 kasus terkonfirmasi terkait varian omicron. Dia mengatakan varian delta terus beredar luas dan tetap menjadi varian dominan di Amerika Serikat, tetapi omicron menyebar dengan cepat dan diperkirakan akan menjadi varian dominan dalam beberapa minggu mendatang. [lt/pp]