Cegah Varian Virus Corona, Israel akan Tutup Bandara Internasional

Suasana di terminal kedatangan bandara internasional Ben Gurion, di Lod dekat Tel Aviv, Israel, sebelum ditutup mulai Senin tengah malam hingga akhir Januari, untuk menghentikan penyebaran COVID-19 dan jenis virus korona baru, 25 Januari 2021.

Israel menyatakan berencana menutup bandara internasionalnya pada akhir pekan ini untuk mencegah masuknya varian virus corona yang sangat mudah menular.

PM Benjamin Netanyahu, Minggu (24/1) mengatakan, “Kami menutup rapat-rapat wilayah angkasa, kecuali untuk hal yang benar-benar sangat jarang, guna mencegah masuknya virus yang bermutasi, dan juga untuk memastikan bahwa kami mencapai kemajuan cepat terkait kampanye vaksinasi kami.”

Langkah baru ini akan diberlakukan mulai Selasa (26/1) hingga akhir bulan, tergantung persetujuan parlemen.

Seorang penumpang melihat monitor informasi di bandara internasional Ben Gurion, Israel, 25 Januari 2021, sebelum bandara tersebut ditutup untuk penerbangan internasional, yang berlaku mulai Senin tengah malam hingga akhir Januari.

Sementara itu, Gedung Putih, hari Minggu (24/1) menyatakan siap melarang masuk nonwarga AS yang datang dari Afrika Selatan karena kekhawatiran mengenai varian virus corona yang sangat mudah menular yang muncul di sana.

AS sedang meningkatkan upaya-upaya melacak beberapa varian virus corona yang muncul sementara virus terus menyebar ke seluruh dunia, kata seorang pejabat kesehatan hari Minggu. Rencananya adalah memantau “dampak varian tersebut terhadap vaksin, serta terhadap pengobatan,” sementara virus terus bermutasi sewaktu menyebar, kata Dr. Rochelle Walensky, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS hari Minggu (24/1) dalam wawancara dengan Fox News Sunday.

BACA JUGA: Perangi Varian Baru Covid, Biden akan Larang Perjalanan ke Afsel

Pada hari Senin (25/1), Australia menyetujui penggunaan vaksin Pfizer/BioNTech untuk virus corona, sebut PM Scott Morrison. Negara itu memperkirakan akan mulai memvaksinasi kelompok-kelompok yang diprioritaskan pada akhir Februari.

BACA JUGA: Lebih Banyak Kasus Covid-19 Ditemukan Terkait Australia Terbuka

Para pejabat kesehatan Selandia Baru, Senin (25/1) mengukuhkan mereka sedang menyelidiki kasus pertama COVID-19 domestiknya sejak pertengahan November.

Kasus positif itu adalah perempuan berusia 56 tahun yang terjangkit varian virus Afrika Selatan. Ia kembali ke Selandia Baru pada 30 Desember dan mungkin terjangkit di fasilitas karantina oleh orang yang juga baru kembali dari bepergian, kata seorang pejabat.

Selandia Baru memperkirakan sebagian besar populasinya baru akan divaksinasi pada semester ke-dua tahun ini. [uh/ab]