CEO Qatar 2022 Kecam Media atas Laporan Jumlah Kematian

  • Associated Press

FILE - Para pekerja memindahkan perancah di stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, sekitar 50 kilometer utara Doha, Senin, 29 April 2019. (AP /Kamran Jebreili, File)

CEO Qatar 2022, Nasser Al-Khater, mengecam laporan media tentang kematian pekerja di negara itu sebagai “jurnalisme yang tidak bertanggung jawab” setelah adanya berita pada hari Rabu tentang kematian seorang pekerja migran di fasilitas Piala Dunia.

Situs web Athletic melaporkan bahwa seorang warga negara Filipina jatuh hingga tewas saat melakukan perbaikan di resor yang digunakan sebagai pusat latihan oleh tim Arab Saudi selama turnamen babak penyisihan.

FIFA mengatakan “sangat sedih” dengan berita itu dan mengonfirmasi telah mengetahui adanya kecelakaan, tanpa memberikan rincian insiden tersebut. Mereka menambahkan telah menghubungi pihak berwenang setempat untuk meminta rincian lebih lanjut.

BACA JUGA: Pekerja Imigran di Qatar dan Impian Mereka yang Kandas

Perlakuan Qatar terhadap pekerja migran telah menjadi salah satu kontroversi utama yang membayangi persiapan menuju Piala Dunia.

Sebuah laporan oleh surat kabar Guardian tahun lalu mengatakan 6.500 pekerja migran telah meninggal di Qatar sejak 2010 ketika negara tersebut memenangkan tawaran sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Angka itu telah dibantah oleh otoritas Qatar, yang mengatakan ada tiga kematian terkait pekerjaan dalam konstruksi yang terkait langsung dengan turnamen, dan 37 kematian lainnya yang tidak terkait secara langsung.

Aksi unjuk rasa menuntut kompensasi bagi pekerja migran korban Piala Dunia di Qatar di kampung halaman Presiden FIFA Gianni Infantino di Brig, Swiss, Rabu, 7 Desember 2022. (Alberto Bernasconi/AP untuk Avaaz)

Namun pekan lalu, Hassan al-Thawadi, sekretaris jenderal Komite Tertinggi Pelaksanaan dan Warisan Piala Dunia Qatar, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan penyiar Inggris Piers Morgan bahwa jumlah kematian pekerja untuk turnamen itu “antara 400 dan 500,” jumlah yang secara drastis lebih tinggi daripada jumlah yang sebelumnya diberikan oleh Doha.

Dalam pernyataan selanjutnya, Komite Tertinggi itu mengatakan al-Thawadi mengacu pada “statistik nasional yang mencakup periode 2014-2020 untuk semua kematian terkait kecelakaan kerja (414) secara nasional di Qatar, mencakup semua sektor dan kebangsaan.”

Berbagai organisasi hak asasi manusia dan sejumlah asosiasi sepak bola yang negaranya terlibat dalam turnamen tersebut mengatakan akan “terus menekan” Qatar dan FIFA untuk membentuk dana kompensasi bagi para pekerja migran dan keluarga mereka, serta pembangunan pusat pekerja migran di Doha. [lt/uh]