CEO Revolut akan Jual Sebagian Sahamnya Senilai Rp8,1 Triliun

Nikolai Storonsky, Pendiri & CEO perusahaan teknologi finansial Inggris "Revolut".

Media Inggris Sky News melaporkan pada hari Minggu (7/7) bahwa Nikolay Storonsky, CEO perusahaan teknologi finansial Inggris "Revolut", akan mencairkan sebagian sahamnya yang bernilai triliunan rupiah di perusahaan tersebut sebagai bagian dari penjualan saham senilai $500 juta (sekitar Rp8,1 triliun).

Bulan lalu, Financial Times melaporkan bahwa perusahaan aplikasi keuangan digital itu bekerja sama dengan para bankir dalam penjualan saham, termasuk saham yang dipegang oleh para karyawannya, yang nilainya bisa mencapai lebih dari $40 miliar (sekitar Rp651 triliun)

Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa jumlah saham Storonsky di perusahaan itu tidak diketahui, dan skala penjualannya akan bergantung pada valuasi yang Revolut bisa tarik dari para investor baru, serta keputusan alokasi akhir oleh pihak perusahaan.

Revolut menolak berkomentar saat dihubungi kantor berita Reuters.

Perusahaan itu telah mengisyaratkan niatnya untuk mencatatkan sahamnya secara publik, tetapi kepala keuangan sementaranya, Victor Stinga, menolak memberi komentar tentang jadwal IPO mereka.

Revolut mencetak rekor laba sebelum pajak sebesar £438 juta (sekitar Rp9,1 triliun) pada tahun 2023 karena pertumbuhan jumlah penggunanya yang pesat dan melonjaknya pendapatan terkait bunga, seiring dengan upaya perusahaan itu untuk mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan rintisan yang paling berharga di Eropa.

Industri teknologi finansial di Inggris tengah menghadapi krisis pendanaan dalam beberapa tahun terakhir, sebab para investor menjadi lebih skeptis terhadap valuasi era pandemi yang sangat tinggi. Mereka juga memberi tekanan pada perusahaan-perusahaan agar bisa mencetak laba besar.

Revolut telah mengajukan permohonan lisensi perbankan Inggris, tapi setelah tiga tahun berlalu, mereka masih menunggu persetujuan. [br/jm]