CEO Twitter, Jack Dorsey dikecam karena tidak menyoroti krisis kemanusiaan yang dialami Muslim Rohingya dalam retret meditasinya di Myanmar baru-baru ini.
Dorsey memposkan serangkaian cuitan di akun Twitter-nya, hari Minggu (9/12), yang memuji orang-orang Myanmar yang "penuh kegembiraan," masakan khas negara itu.
Para pengecam dengan marah menuduh Dorsey mengabaikan penderitaan lebih dari 700.000 orang Rohingya yang melarikan diri dari negara bagian Rakhine ke negara tetangga Bangladesh untuk menghindari operasi bumi hangus yang dilancarkan militer Myanmar, sebagai balasan atas serangkaian serangan militan Rohingya terhadap pos-pos keamanan.
BACA JUGA: Museum Holocaust AS Umumkan Bukti Meyakinkan Genosida terhadap RohingyaSebuah misi khusus pencari fakta PBB mengatakan, militer Myanmar berniat melakukan genosida terhadap Rohingya. Kesimpulan mereka diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan ratusan orang Rohingya, yang mengungkapkan beragam kekejian, termasuk pemerkosaan beramai-ramai, pembakaran desa-desa dan pembunuhan tanpa proses hukum.
Dorsey menanggapi hari Rabu (12/12), bahwa dia "sadar akan kekejaman dan penderitaan HAM di Myanmar," dan dia tidak "bermaksud meremehkan warga Rohingya dengan tidak mengangkat masalah mereka."
I’m aware of the human rights atrocities and suffering in Myanmar. I don’t view visiting, practicing, or talking with the people, as endorsement. I didn’t intend to diminish by not raising the issue, but could have acknowledged that I don’t know enough and need to learn more.
— jack (@jack) December 11, 2018
Ia juga mengakui bahwa dia "tidak cukup memahami masalah itu dan perlu belajar lebih banyak." (ps/ab)