China akan Segera Tempatkan Mantan Kepala Keamanan sebagai Pemimpin Hong Kong

John Lee, satu-satunya kandidat untuk pemilihan kepala eksekutif Hong Kong, mengumumkan platform kampanyenya sembilan hari sebelum pemilihan. (Foto: VOA)

China akan segera mengangkat seorang pejabat keamanan karier sebagai pemimpin baru Hong Kong.

John Lee, mantan pejabat nomor dua di kota itu, adalah satu-satunya kandidat pada pemilihan pemimpin baru, Minggu (8/5)

Lebih dari setengah dari 1.500 anggota Komisi Pemilihan yang menunjuk kepala eksekutif telah mendukungnya dan ia hanya membutuhkan mayoritas sederhana untuk menang.

BACA JUGA: Pakar Perkirakan Kandidat Dukungan Beijing akan Terapkan Peraturan Lebih Keras di Hong Kong

Lee akan menggantikan Carrie Lam pada 1 Juli. Masa jabatan Lam selama 5 tahun ditandai dengan periode paling kacau di Hong Kong sejak bekas jajahan Inggris itu dikembalikan ke China pada 1997.

Pemilihan pemimpin baru Hong Kong tersebut sejalan dengan perubahan besar pada undang-undang pemilihan Hong Kong tahun lalu untuk memastikan bahwa hanya mereka yang setia kepada Beijing yang dapat memegang jabatan. Undang-undang itu juga memungkinkan perubahan sedemikian rupa lembaga legislatif Hong Kong sehingga menghapus suara-suara oposisi.

Empat kepala eksekutif kota itu sebelumnya juga secara efektif ditunjuk oleh Beijing. Dorongan untuk memilih pemimpin melalui pemilihan umum kandas pada tahun 2014 di tengah protes yang menuntut Beijing melepaskan hak untuk menyetujui kandidat.

BACA JUGA: YouTube Blokir Akun Kandidat Tunggal Pemimpin Hong Kong 

Kebangkitan Lee tumbuh dari protes prodemokrasi besar-besaran pada 2019 yang berkembang menjadi bentrokan kekerasan. Sebagai pejabat tertinggi urusan keamanan, ia memimpin usaha menghadapi pengunjuk rasa dengan gas air mata dan peluru karet, dan kemudian menangkap mereka.

Lam sebetulnya menerapkan perintah Beijing, tetapi birokrat karier itu tampaknya masih dianggap tidak sejalan dengan Presiden sekaligus Pemimpin Partai Komunis Xi Jinping. Untuk penggantinya, Beijing memilih Lee, mantan pejabat tinggi kepolisian dan pendukung setia Undang-Undang Keamanan Nasional baru yang melarang subversi, pemisahan diri, terorisme, dan kolusi dengan kekuatan asing. [ab/uh]