Raja Arab Saudi Salman bertemu dengan Perdana Menteri China pada hari Jumat (17/3), sehari setelah kedua negara menandatangani nota kesepahaman kerja sama investasi senilai $65 miliar.
Perjanjian bersejarah itu bertujuan untuk meningkatkan upaya bersama di berbagai bidang termasuk energi, investasi, keuangan, budaya dan kedirgantaraan. Ini adalah bagian dari upaya Arab Saudi untuk mengembangkan strategi pertumbuhan yang tidak bergantung pada minyak.
Sementara itu Beijing mengulirkan inisiatif perdagangan dan investasi besar di Asia Tengah dan Timur Tengah yang disebut “One Belt One Road” yang melihat kerajaan padang pasir itu sebagai poros roda perekonomian regional.
Arab Saudi merupakan pemasok terbesar untuk impor minyak mentah China sebelum dikalahkan oleh Rusia tahun lalu, dan produsen minyak milik kerajaan itu, Aramco, adalah mitra perusahaan minyak negara China Petroleum & Chemical Corp. Kedua negara mengoperasikan kilang minyak di provinsi Fujian bersama dengan sejumlah proyek China lainnya. [as]