Pengadilan di China Timur membuka kembali sidang terhadap enam penyidik korupsi yang dituduh menganiaya seorang insinyur yang diinterogasi hingga tewas.
Sebuah pengadilan di China Timur telah memulai kembali sidang terhadap enam penyidik korupsi yang dituduh menganiaya seorang insinyur yang sedang mereka interogasi hingga tewas.
Para terdakwa dituduh melakukan penganiayaan dalam kasus yang melibatkan lima anggota departemen inspeksi disiplin Partai Komunis dan seorang jaksa setempat.
Pengadilan dimulai hari Selasa di pengadilan di kota Quzhou di provinsi Zhejiang. Para jaksa menuduh ke-enam penyidik itu menganiaya Yu Qiyi, pegawai negeri berusia 42 tahun, pada bulan April, dengan berulangkali membenamkan kepalanya dalam ember berisi air es selama interogasi hingga ia tewas.
Keluarga Yu mengatakan lelaki itu ditahan pada awal Maret karena dicurigai korupsi terkait dengan jual beli lahan. Yu bekerja bagi perusahaan milik negara, Wenzhou Industry Investment.
Pu Zhiqiang, pengacara keluarga Yu mengadu ke kantor-kantor berita Barat bahwa pengadilan menghalanginya dan seorang rekannya untuk menghadiri sidang hari Selasa. Pu juga menuduh pihak berwenang China tidak menggugat para pejabat yang lebih senior, yang mungkin telah memerintahkan interogasi kasar itu terhadap Yu.
Mantan istri Yu, Wu Qian, mengatakan kepada Reuters, ia meyakini ada yang ditutup-tutupi dalam kasus tersebut.
Presiden China Xi Jinping memerintahkan tindakan lebih keras terhadap pejabat yang korupsi setelah ia mulai menjabat awal tahun ini, dengan memperingatkan bahwa masalah korupsi mengancam kelangsungan hidup partai.
Tetapi, dua pejabat China lainnya di tingkat lebih rendah telah meninggal secara mencurigakan sewaktu diperiksa dalam kasus korupsi dalam beberapa bulan ini.
Dalam salah satu kasus, Qian Guoling, seorang pejabat seismologi di provinsi Hubei, China Tengah, meninggal Juni lalu setelah mengalami kejang-kejang. Gambar-gambar di media sosial China memperlihatkan luka dan memar pada jenazah Qian.
Dalam kasus lain, Jia Jiuxiang, seorang pejabat pengadilan di provinsi Henan, China Tengah, meninggal pada April lalu setelah 11 hari dalam tahanan. Menurut pihak berwenang, lelaki berusia 49 tahun itu meninggal karena serangan jantung. Para anggota keluarganya mengatakan pada jenazah Jia ditemukan memar.
Para terdakwa dituduh melakukan penganiayaan dalam kasus yang melibatkan lima anggota departemen inspeksi disiplin Partai Komunis dan seorang jaksa setempat.
Pengadilan dimulai hari Selasa di pengadilan di kota Quzhou di provinsi Zhejiang. Para jaksa menuduh ke-enam penyidik itu menganiaya Yu Qiyi, pegawai negeri berusia 42 tahun, pada bulan April, dengan berulangkali membenamkan kepalanya dalam ember berisi air es selama interogasi hingga ia tewas.
Keluarga Yu mengatakan lelaki itu ditahan pada awal Maret karena dicurigai korupsi terkait dengan jual beli lahan. Yu bekerja bagi perusahaan milik negara, Wenzhou Industry Investment.
Pu Zhiqiang, pengacara keluarga Yu mengadu ke kantor-kantor berita Barat bahwa pengadilan menghalanginya dan seorang rekannya untuk menghadiri sidang hari Selasa. Pu juga menuduh pihak berwenang China tidak menggugat para pejabat yang lebih senior, yang mungkin telah memerintahkan interogasi kasar itu terhadap Yu.
Mantan istri Yu, Wu Qian, mengatakan kepada Reuters, ia meyakini ada yang ditutup-tutupi dalam kasus tersebut.
Presiden China Xi Jinping memerintahkan tindakan lebih keras terhadap pejabat yang korupsi setelah ia mulai menjabat awal tahun ini, dengan memperingatkan bahwa masalah korupsi mengancam kelangsungan hidup partai.
Tetapi, dua pejabat China lainnya di tingkat lebih rendah telah meninggal secara mencurigakan sewaktu diperiksa dalam kasus korupsi dalam beberapa bulan ini.
Dalam salah satu kasus, Qian Guoling, seorang pejabat seismologi di provinsi Hubei, China Tengah, meninggal Juni lalu setelah mengalami kejang-kejang. Gambar-gambar di media sosial China memperlihatkan luka dan memar pada jenazah Qian.
Dalam kasus lain, Jia Jiuxiang, seorang pejabat pengadilan di provinsi Henan, China Tengah, meninggal pada April lalu setelah 11 hari dalam tahanan. Menurut pihak berwenang, lelaki berusia 49 tahun itu meninggal karena serangan jantung. Para anggota keluarganya mengatakan pada jenazah Jia ditemukan memar.