Jaksa China hari Senin (30/6) mengumumkan dakwaan pembunuhan dan terorisme terhadap empat orang karena melancarkan serangan dengan pisau, menewaskan 29 orang di stasiun kereta api, bagian dari meningkatnya kerusuhan, yang menurut pemerintah dilakukan ekstremis Muslim.
Pengumuman kantor kejaksaan nasional itu disampaikan ketika berlangsung operasi keamanan setelah kekerasan dalam bulan Maret di Kunming, China barat daya, dan serangan-serangan di wilayah, yang mayoritas penduduknya Muslim di China barat laut, yang bergolak.
Dari nama mereka, keempat terdakwa, seorang perempuan dan tiga laki-laki, berasal dari etnis minoritas Uighur di Xinjiang, China barat laut.
Beijing menyalahkan kerusuhan itu pada militan Uighur yang punya kaitan dengan kelompok-kelompok teror asing. Aktivis Uighur mengatakan masyarakat frustrasi akibat masuknya pendatang dari etnis mayoritas Han dan kebijakan diskriminatif seperti larangan mengajak anak-anak ke masjid.
Jurubicara kelompok hak azasi Kongres Uighur Dunia di Jerman mempertanyakan apakah terdakwa bisa mendapat pengadilan yang adil.
Serangan 1 Maret di Stasiun Kereta Api Kunming di provinsi Yunnan juga mencederai lebih 140 orang. Empat penyerang tewas di tempat kejadian oleh pasukan keamanan dan penyerang kelima ditangkap.