China dan Belarus Memulai Latihan Antiterorisme Gabungan

Bendera Belarus dan China dipasang di alun-alun Tiananmen di Beijing, pada 1 Maret 2023, dalam kunjungan Presiden Belarus Alexander Lukashenko ke China. (Foto: AP/Ng Han Guan)

China dan Belarus memulai latihan antiterorisme gabungan pada Senin (8/7) di Brest, Belarus, yang akan berlangsung selama 11 hari.

Kedua negara akan melakukan latihan yang diberi nama Eagle Assault (Serangan Elang), dan "tentara dari kedua pihak bersama-sama akan melakukan operasi penyelamatan sandera dan misi kontraterorisme," kata kantor berita pemerintah China, Xinhua.

Bersama-sama, mereka "akan mengatasi masalah pendaratan malam hari, mengatasi rintangan air, dan melakukan operasi di daerah padat penduduk," demikian menurut pernyataan dari Kementerian Pertahanan Belarus.

China dan Belarus sudah beberapa kali melakukan latihan militer bersama, melakukan empat latihan antiterorisme di wilayah kedua negara dari tahun 2011 hingga 2018.

Latihan Eagle Assault berlangsung seiring meningkatnya kerja sama China-Belarus, dengan Belarus menjadi negara terbaru yang bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai yang dipimpin oleh China dan Rusia. Dalam beberapa hari terakhir, Presiden Xi Jinping dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, juga telah bertemu dengan rekan-rekan mereka dari Belarus.

BACA JUGA: China Tanggapi Pakta Jepang-Filipina, NATO dan Dalai Lama

Para menteri luar negeri dari kedua negara pada hari Senin (8/7) bertemu di Beijing, dan Wang Yi "menyatakan kesediaan China untuk memperdalam pertukaran di tingkat pejabat tinggi, memperkuat sinergi strategis, dan memperdalam kerja sama menyeluruh dengan Belarus untuk memajukan kemitraan strategis yang komprehensif dalam berbagai bidang," demikian dilaporkan media pemerintah China.

Kedua negara juga sepakat untuk "menentang campur tangan eksternal dan melawan intimidasi sepihak," kata media pemerintah China, CGTN.

Di tengah ketegangan di wilayah Eropa Utara, latihan tersebut akan berlangsung hanya 80 kilometer di sebelah utara Ukraina, tepatnya di perbatasan Belarus dengan Polandia, yang merupakan salah satu anggota NATO.

Belarus tetap menjadi sekutu dekat Rusia selama perang di Ukraina, mendukung upaya perang itu dengan mengizinkan Rusia untuk menyimpan senjata nuklir taktis di negara tersebut.

China belum mengecam perang tersebut dan terus memberikan dukungan ekonomi kepada Moskow untuk meredam dampak sanksi Barat. [my/uh]