China dan India Bahas Penarikan Pasukan Perbatasan

Beberapa tentara China di perbatasan membentangkan tulisan "You've crossed the border, please go back" dekat Ladakh, India (foto: dok).

Komandan tentara China dan India mengadakan pembicaraan mulai Rabu (12/1) untuk menarik pasukan dari wilayah penting di perbatasan yang diperebutkan di Ladakh. Ini upaya kedua negara untuk meredakan ketegangan militer selama 20 bulan di sana.

Kedua pihak dilaporkan berfokus pada penarikan dari Hot Springs, satu dari beberapa titik gesekan yang muncul setelah tentara India dan China terlibat bentrokan sengit pada Mei 2020. Sejak itu, kedua negara mengerahkan puluhan ribu tentara, bersama dengan artileri dan jet-jet tempur, di daerah-daerah yang disengketakan di perbatasan mereka yang panjangnya sekitar 3.400 kilometer.

Sejumlah pejabat militer India mengatakan pembicaraan itu akan berakhir pada Rabu malam atau hari Kamis (13/1).

BACA JUGA: Proyek Jembatan di Himalaya Picu Ketegangan Baru antara China dan India

Tahun lalu, kedua pihak menarik mundur pasukan dari Pangong, danau di daerah Gogra yang strategis di pegunungan Himalaya. Akan tetapi pembicaraan yang diadakan selanjutnya pada Oktober 2021 untuk membahas penarikan pasukan di tempat lain, menemui jalan buntu, di mana kedua pihak saling menyalahkan atas ketiadaan kemajuan.

India menuduh tentara China telah menyusup ke wilayah yang dikuasainya di beberapa daerah dan ingin mereka mundur ke posisi yang dikuasai China sebelum terjadi bentrokan militer. China menyangkal sekaligus ingin mempertahankan status quo di perbatasan.

Menjelang pembicaraan, kedua negara menggambarkan situasi “stabil” di perbatasan. Namun panglima Angkatan Darat India, M.M. Naravane, pada konferensi pers tahunan hari Rabu (12/2) mengatakan de-eskalasi dan penarikan pasukan akan bergantung pada keberhasilan pembicaraan yang diadakan oleh kedua pihak.

“Saya berharap ada perkembangan lebih lanjut pada hari-hari mendatang. Walaupun sebagian penarikan sudah dilakukan, ancaman sama sekali tidak berkurang," katanya.

China, Selasa (11/1) tampaknya menempatkan tanggung jawab atas kemajuan itu pada India.

"Kami berharap India dapat bekerjasama dengan China dan mengupayakan peralihan dari tanggap darurat ke normalisasi manajemen dan kendali di daerah perbatasan sesegera mungkin," kata juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin. Ia menggambarkan situasi di perbatasan India-China “umumnya stabil.”

Menjelang pembicaraan itu, AS mengatakan memantau dengan cermat situasi di perbatasan India-China dan mendukung “penyelesaian damai untuk perselisihan perbatasan itu.” [mg/ka]