Sebuah pengadilan di China barat menjatuhkan hukuman mati kepada 13 orang yang merencanakan tabrakan mobil maut di Gerbang Tiananmen Beijing tahun lalu.
China mengatakan telah menghukum mati 13 orang karena melakukan aksi terorisme dan kejahatan kekerasan di kawasan Xinjiang, China barat, yang bergejolak.
Kantor berita pemerintah Xinhua mengatakan, ke-13 orang itu, yang dieksekusi hari Senin (16/6), terlibat dalam tujuh kasus kekerasan yang berbeda.
Berita mengenai eksekusi itu menyusul keputusan pengadilan di Xinjiang yang menghukum mati tiga orang lainnya karena merencanakan serangan maut dengan mobil di Gerbang Tiananmen, Beijing, tahun lalu.
Pengadilan Menengah Rakyat Urumqi di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang pada Senin memvonis satu orang lainnya dengan penjara seumur hidup dan empat lagi dengan hukuman antara lima sampai 20 tahun penjara karena peran mereka dalam merencanakan serangan itu.
Lima orang tewas dan 40 cedera Oktober lalu ketika sebuah mobil menabrak kerumunan wisatawan di ujung utara Lapangan Tiananmen dan terbakar. Yang tewas termasuk dua pengunjung di sana bersama dengan pengemudi mobil itu, istri dan ibu mertuanya.
Xinjiang merupakan pusat gerakan separatis etnis Muslim Uighur yang mengatakan mereka sedang ditekan oleh Beijing.
Kantor berita pemerintah Xinhua mengatakan, ke-13 orang itu, yang dieksekusi hari Senin (16/6), terlibat dalam tujuh kasus kekerasan yang berbeda.
Berita mengenai eksekusi itu menyusul keputusan pengadilan di Xinjiang yang menghukum mati tiga orang lainnya karena merencanakan serangan maut dengan mobil di Gerbang Tiananmen, Beijing, tahun lalu.
Pengadilan Menengah Rakyat Urumqi di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang pada Senin memvonis satu orang lainnya dengan penjara seumur hidup dan empat lagi dengan hukuman antara lima sampai 20 tahun penjara karena peran mereka dalam merencanakan serangan itu.
Lima orang tewas dan 40 cedera Oktober lalu ketika sebuah mobil menabrak kerumunan wisatawan di ujung utara Lapangan Tiananmen dan terbakar. Yang tewas termasuk dua pengunjung di sana bersama dengan pengemudi mobil itu, istri dan ibu mertuanya.
Xinjiang merupakan pusat gerakan separatis etnis Muslim Uighur yang mengatakan mereka sedang ditekan oleh Beijing.