Melalui kerjasama trilateral, saya percaya, kita dapat menyumbang bagi perdamaian dan kemakmuran serta keamanan bukan saja bagi ketiga negara kita melainkan juga bagi kawasan dan masyarakat internasional. Demikian dikatakan presiden Korea Selatan Park Geun-hye dalam jumpa pers seusai KTT.
Presiden Park menjadi tuan-rumah KTT dengan Perdana Menteri China Li Keqiang dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. KTT yang mereka gambarkan sebagai pembicaraan yang mendalam dan lugas.
KTT tetap antara ketiga negara itu dibekukan China dan Korea Selatan sejak tahun 2012 akibat pertikaian wilayah dan karena kedua negara kesal melihat Perdana Menteri Shinzo Abe mencoba mengecilkan kekejaman yang dilakukan tentara Jepang ketika Jepang menduduki sebagian besar Asia sampai akhir Perang Dunia Ke-2.
Dalam jumpa pers Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan, perselisihan dari masa lalu mesti diselesaikan meskipun itu tidak harus mencegah kerjasama ekonomi dan keamanan regional.
"Kita perlu membangun saling pengertian mengenai sejarah dan isu-isu masa lampau dan perlu memandang ke depan dan sepakat tentang arah masa depan berdasarkan dialog dan kerjasama," kata Li Keqiang.
Baik Presiden Park maupun Perdana Menteri Abe memberi tanggapan mengenai perselisihan masa lalu dalam jumpa pers bersama ketiga mereka. Presiden Park dan Perdana Menteri Abe akan melakukan pertemuan bilateral pertama hari Senin (2/11) yang besar kemungkinan bakal lebih tertumpu pada isu-isu yang dipertentangkan itu.
Sampai belum lama ini Presiden Park tidak mau bertemu Abe sebelum Abe meminta maaf mengenai ribuan perempuan Asia yang dijadikan sebagai ‘perempuan penghibur’ dan dipaksa tentara Jepang menjadi budak seks semasa Jepang menduduki Asia dalam Perang Dunia Ke-2.
Abe sudah mengemukakan rasa pilu kepada para korban dan berjanji tetap menjunjung permintaan maaf yang sudah diucapkan oleh pemimpin-pemimpin Jepang masa lalu. Namun, ia tidak mau memenuhi tuntutan Korea Selatan untuk mengucapkan permintaan maaf yang lebih kuat dan membayar ganti-rugi.
Dalam KTT tadi ketiga negara Asia Timur itu berjanji akan menciptakan kawasan perdagangan bebas trilateral dan mengembangkan ‘Pasar Asia Timur’ lewat Kemitraan Ekonomi Regional Komprehensif (RCEP).
Perundingan mengenai RCEP dimulai tahun 2013 tetapi kemudian tersendat. Perjanjian Perdagangan Bebas Asia ini mencakup ketiga negara Asia Timur itu maupun juga India dan Australia tetapi tidak Amerika.
Banyak yang melihat RCEP sebagai pasar yang dimotori China untuk menandingi Trans Pacific Partnership (TPP) yang baru disetujui, beranggota 12 negara relung Pasifik termasuk Jepang tetapi tidak China dan dipimpin Amerika.
Ketiga pemimpin Asia Timur itu juga mengukuhkan dukungan mereka agar pembicaraan enam negara untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara dilanjutkan lagi. [al]