China, Jumat (29/7) mendesak Jepang agar menangani masalah Taiwan "dengan hati-hati dan benar." Itu dikatakan menyusul kunjungan tingkat tinggi yang jarang dilakukan oleh sekelompok anggota parlemen Jepang ke pulau itu.
Delegasi itu, yang dipimpin anggota parlemen dan mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba, mengatakan ingin mencapai kesepakatan dengan Taiwan tentang masalah pertahanan dan mempersiapkan potensi konflik di kawasan itu, sementara juga berusaha mencegah pecahnya konflik.
Ditanya tentang kunjungan itu pada jumpa pers harian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mendesak Jepang agar menghormati "komitmen serius" dan "tidak mengirim sinyal yang keliru" kepada apa yang disebutnya pasukan kemerdekaan Taiwan.
Ketegangan di kawasan itu meningkat seiring semakin tegasnya sikap China dengan partai Komunis yang berkuasa dan otoriter. China menganggap Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri sebagai wilayahnya, yang akan dianeksasi dengan paksa jika perlu.
Zhao juga mengomentari kecaman mantan Perdana Menteri Australia Paul Keating terhadap rencana kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan. "Orang-orang yang memiliki wawasan, baik di dalam maupun di luar Amerika, melihat bahaya yang nyata ini dan mereka menyuarakan hal yang rasional. Kami percaya pernyataan mantan Perdana Menteri Paul Keating adalah salah satu contohnya," katanya.
Dalam pernyataan yang dirilis Senin, Keating mengecam kunjungan yang direncanakan itu sebagai "bodoh, berbahaya dan tidak perlu" yang dapat memicu "permusuhan militer." [ka/ab]