Sementara para pemimpin dunia berusaha mencerna hasil mengejutkan dari Sidang Majelis Umum PBB di New York yang diwarnai kejutan pekan ini, China dengan tegas membantah tuduhan Presiden Trump bahwa Beijing berusaha mencampuri pemilu paruh waktu AS bulan November.
Ketegangan diplomatik juga meningkat antara AS dan para penandatangan lain kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 mengenai masa depan kesepakatan itu karena AS bersiap menghantam Teheran dengan sanksi-sanksi baru.
Tuduhan Donald Trump terhadap China di PBB itu mengejutkan banyak pihak. Pada sebuah konferensi pers, Rabu malam (28/9), presiden ditanya oleh wartawan mengenai bukti yang dimiliknya untuk mendukung klaim tersebut. Ia hanya menjawab, bukti itu akan dikeluarkan, namun ia tidak bisa mengungkapkannya sekarang.
BACA JUGA: Trump Tuduh China Ikut Campur dalam Pemilu AS November MendatangBeijing dengan tegas membantah tuduhan bahwa pihaknya berusaha mempengaruhi politik AS. Menurut Steve Tsang, pakar kajian masalah Asia dan Afrika Universitas London, banyak pihak di China bertanya-tanya mengapa Trump pada sidang itu tidak menyinggung masalah campur tangan Rusia pada pemilu Presiden 2016.
“Tampaknya tuduhan Trump terhadap China, ketika ia dengan sengaja tidak menyebut Rusia, sungguh-sungguh ditujukan untuk mengalihkan perhatian di dalam negeri Amerika Serikat. China marah karena itu. Saya kira Putin di Rusia merasa senang dengan hal ini,” kata Tsang.
Tuduhan Trump, serta pemberlakuan tarif perdagangan, menandai peningkatan signifikan ketegangan antara Washington dan Beijing. [ab/lt]