China, Negara Pengirim Siswa Terbanyak ke AS

Seorang mahasiswa China berbicara di telepon di belakang poster iklan pendidikan luar negeri usai tes SAT (Scholastic Assessment Test) di AsiaWorld-Expo, Hong Kong, 2 November 2013. (Foto: Reuters)

China mengirim lebih banyak siswa ke Amerika dibandingkan negara-negara lain, lebih dari 300 ribu dalam satu tahun. Sebagian siswa China itu bersekolah di SMU guna menyiapkan diri masuk universitas dan akademi, salah satunya adalah Yichen Zhang.

Yichen Zhang lulus dari Emerson Preparatory School di Washington dengan nilai tertinggi. Sayangnya, pandemi virus corona menghentikan sementara hampir semua kegiatan dan membuyarkan tradisi siswa SMU, antara lain pesta dansa perpisahan, yang lebih dikenal dengan Prom. Kesempatan Zhang menyampaikan pidato sebagai siswa terbaik pun, musnah.

Sebagai gantinya, Zhang menyampaikan pidatonya melalui video, menampilkan teman-teman, keluarga, acara wisuda di tepi kolam renang dan pesta dansa di lantai bawah rumah.

Zhang dalam video itu bukan lagi remaja usia 16 tahun yang ketakutan dan malu ketika pertama kali tiba di Amerika. Ia mengira, ia harus menjadi siswa yang sempurna dengan semua nilai A, dan menjadi ketua setiap perkumpulan sekolah.

Ailu Xu, seorang mahasiswa pascasarjana dari China, memposting tanda yang mengarahkan mahasiswa China ke orientasi mahasiswa baru di University of Texas di Dallas di Richardson, Texas, 22 Agustus 2015. (Photo: AP)

“Saya selalu merasa harus menjadi sosok yang diharapkan banyak orang," kata Yichen Zhang.

Keluarga angkat menerima Zhang dalam kehidupan mereka.

“Awalnya dia pemalu. Begitu dia merasa nyaman, kami bisa mengenali kepribadiannya. Dia menyukai kami dan kami memiliki perasaan yang sama," kata Phil Sturm, ayah angkat Zhang dalam wawancara melalui aplikasi zoom.

Walaupun Zhang menyadari ia bisa mengekspresikan diri lewat seni suara, dia mengakui ada tekanan untuk terus terjaga setiap malam, belajar demi mencapai nilai sempurna.

“Dengan tekanan seperti itu, saya sempat kesulitan, secara mental maupun fisik," kata Zhang.

BACA JUGA: Seperempat Miliar Anak-anak di Dunia Tak Mengenyam Pendidikan

Keluarga Sturm dan guru-guru di Emerson meminta Zhang mengurangi belajar.

“Kami sangat yakin pada kerja keras, tetapi juga perlu santai," kata Phil Sturm.

Pernyataan ayah angkatnya itu menyadarkan Zhang.

“Itu benar-benar menyadarkan saya untuk mengambil jalan yang berbeda, yang betul-betul bisa menyehatkan pikiran saya dan memperkaya hidup dengan banyak hal lain dan pilihan," ujar Zhang.

Ketika pesta perpisahan prom dibatalkan, keluarga Sturm memutuskan untuk mengadakan pesta semacam itu di lantai dasar rumah. Pacar Zhang, yang menempuh pendidikan di Boston University, datang dan menginap di rumah itu setelah kampusnya tutup karena pandemi virus corona.

BACA JUGA: Kasus Pencurian Identitas Saat Tes Masuk Universitas Kejutkan China

“Dia ingin sekali pergi ke pesta prom dengan saya," kata Zhang.

“Kami semua berdandan, memutar lagu, bermain game, dan kami bersenang-senang sepanjang malam. Kami menobatkan mereka sebagai Ratu dan Raja Prom," kata Becca Strum, kakak angkat Zhang.

Zhang akan melanjutkan pendidikannya di universitas di Minnesota. Jadi, keluarga Sturm akan mengantar Zhang ke negara bagian itu September mendatang, seperti telah mereka lakukan terhadap anak-anak mereka, dulu.[ew/ka]