China Paksa Maskapai Penerbangan Dunia Sebut Taiwan Bagian dari Wilayahnya

  • Ralph Jennings

Banyak situs maskapai penerbangan dunia yang menyebut Taiwan bukan lagi sebagai negara merdeka, tapi bagian dari China (foto: ilustrasi).

Sebagian maskapai penerbangan dunia tahun lalu mengubah situs internet mereka, satu demi satu, dan menyebut Taiwan bukan sebagai negara merdeka. Ketika penumpang membuka halaman tentang negara tertentu atau daftar isi, mereka sering menemukan pulau Pasifik Barat itu terkait dengan China.

Setiap perubahan itu membuat marah orang Taiwan, yang telah menikmati kemerdekaan sejak 1940-an meskipun China mengatakan, pulau itu termasuk di dalam wilayahnya. China mendesak 66 perusahaan multinasional untuk melakukan hal yang sama. Setiap perubahan, termasuk perusahaan-perusahaan yang disukai oleh konsumen Taiwan, akan memicu kemarahan baru di Taiwan.

BACA JUGA: Xi Jinping: Taiwan Harus Akui sebagai Bagian dari China Daratan

Perkembangan itu memperburuk hubungan China-Taiwan yang terus surut sejak pertengahan 2016 karena perselisihan di tingkat kepemimpinan tentang bagaimana mengadakan negosiasi. China yang lebih kuat secara berkala menempatkan kapal induk di dekat Taiwan dan mengancam sekutu-sekutu diplomatik Taiwan guna memperagakan kekuatannya.

Seorang legislator di Taipei, Lee Chun-yee mengatakan, "Publik Taiwan tentu saja tidak bisa menerima kalau sebutan untuk Taiwan diganti menjadi Taiwan China. Kalau China melakukan hal ini, untuk hubungan di masa depan, ini sama sekali tidak ada gunanya."

Dalam Buku Birunya dari 2018 China mengatakan tentang Aturan Hukum Siber 2018, bahwa 66 perusahaan multinasional, semuanya berada dalam peringkat 500 perusahaan top dunia, harus mengubah acuan mereka kepada Taiwan, demikian kata kementerian luar negeri Taiwan dalam sebuah pernyataan Kamis. Blue Book itu mengancam penalti terhadap perusahaan yang tidak mematuhi, kata kementerian itu. Di antara perusahaan yang ditarget adalah Apple, Nike dan Siemens, kementerian itu menambahkan.

Perusahaan-perusahaan itu kemungkinan akan mengaitkan Taiwan dengan China di situs web dan menu mereka untuk menemukan toko. Mereka berharap, pada akhirnya, dengan bersikap patuh mereka akan mampu melindungi pangsa pasar mereka.

BACA JUGA: Pos Militer Terpencil akan Bantu Indonesia Menahan Ekspansi Maritim China

Pangsa pasar telepon pintar Apple turun tahun lalu, karena bersaing dengan merek lokal. China adalah pasar dengan pertumbuhan tertinggi untuk Nike pada 2018 setelah menyaksikan kenaikan 35 persen dalam penjualan, dan Siemens menyebut dirinya salah satu perusahaan investasi asing terbesar di China.

Liang Kuo-yuan, Presiden organisasi penelitian Polaris Research Institute di Taipei mengatakan, “Perusahaan-perusahaan multinasional itu tentu saja akan melakukan perubahan. Mereka mungkin bergerak lebih lambat daripada maskapai penerbangan, jika unsur-unsur garis keras dari pemerintah AS ikut menekan China, yang kini sudah kesulitan karena berperang dengan Amerika dalam bidang perdagangan."

Meskipun ada kecaman dari pemerintah asing termasuk Amerika, namun kebanyakan dari ke 44 maskapai penerbangan yang ditarget tahun lalu memenuhi tenggat waktu China tanggal 25 Juli, untuk mengubah referensi "Taiwan" mereka.

Di bagian atas situs pemesanan penerbangan berbahasa Mandarin yang ditujukan untuk penumpang Taiwan, misalnya, Qantas Airways menyebut lokasi Taiwan sebagai "Taiwan China."

Maskapai yang tidak mematuhi berisiko kehilangan bisnis di pasar penerbangan China, yang akan melampaui Amerika sebagai pasar penerbangan terbesar di dunia pada tahun 2024.

Apple, Nike dan Siemens menolak memberi komentar minggu lalu tentang apa yang mereka rencanakan untuk menanggapi tekanan China itu. (ps/jm)