Pihak berwenang China menjatuhkan hukuman penjara selama lebih dari satu dekade kepada dua pengacara hak asasi manusia (HAM) yang vokal dalam mengkritisi pemerintah, kata sebuah kelompok advokasi dan salah satu istri dari kedua pria itu, Senin (10/4). Salah satu dari aktivis itu pernah menyerukan Presiden Xi Jinping untuk mengundurkan diri
Xu Zhiyong dan sesama juru kampanye Ding Jiaxi dihukum karena tuntutan "subversi kekuasaan negara" yang dilakukan dalam persidangan tertutup.
Keduanya tokoh terkemuka dalam Gerakan Warga Baru, sebuah kelompok hak-hak sipil yang menyerukan reformasi konstitusional dan mengkritik korupsi pemerintah.
Xu, yang menyerukan agar Presiden Xi mundur karena penanganannya terhadap pandemi COVID-19, dijatuhi hukuman penjara selama 14 tahun dalam sebuah persidangan tertutup di Provinsi Shandong, China timur, kata kelompok advokasi Human Rights Watch.
BACA JUGA: China Bela Kebijakan di Hong Kong dan Xinjiang pada Sidang PBB di Jenewa
Ding "dipenjara selama 12 tahun dan dicabut hak politiknya selama tiga tahun", kata istrinya Luo Shengchun kepada AFP. China melarang terpidana memegang jabatan publik.
Dimintai komentar oleh AFP, seorang pejabat pengadilan menolak untuk mengonfirmasi pemenjaraan tersebut.
Kebebasan sipil dan kebebasan berekspresi semakin surut di bawah masa jabatan Xi selama satu dekade, kata kelompok HAM.
“Hukuman kejam menggelikan yang dijatuhkan kepada Xu Zhiyong dan Ding Jiaxi menunjukkan permusuhan Presiden Xi Jinping tanpa henti terhadap aktivisme damai,” kata peneliti China di Human Rights Watch Yaqiu Wang.
Persidangan Xu dan Ding "penuh dengan masalah prosedural dan tuduhan penganiayaan,” kata kelompok HAM itu.
BACA JUGA: Organisasi HAM Uyghur Dukung Permintaan Debat Catatan HAM China Soal Xinjiang
Ding ditahan pada Desember 2019 setelah menghadiri pertemuan rahasia yang melibatkan aktivis HAM dan pengacara, termasuk Xu di Provinsi Fujian, tenggara China.
Istrinya "sangat khawatir" bahwa sang suami mungkin disiksa dalam tahanan.
Xu, seorang mantan profesor hukum, ditahan pada Februari 2020 setelah menerbitkan serangkaian unggahan blog yang mengecam Xi karena pendekatannya yang keras terhadap krisis, termasuk wabah COVID-19 dan protes di Hong Kong.
Dia sebelumnya menjalani hukuman penjara empat tahun setelah menuntut pejabat publik mengumumkan aset pribadinya.
Para pengamat sering menyuarakan keprihatinan mereka tentang proses hukum di China, di mana pengadilan rata-rata mengeluarkan keputusan bersalah sekitar 99 persen. [ah/rs] [ab/uh]