China hari Kamis (26/12) mengulangi peringatannya kepada Filipina bahwa keputusan Manila untuk mendapatkan rudal jarak menengah “menimbulkan ancaman substantif terhadap perdamaian dan keamanan regional.”
Dalam konferensi pers hari Kamis, juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning mengatakan “Sistem rudal jarak menengah Typhon bukanlah senjata defensif, tetapi merupakan senjata strategis dan ofensif.”
Mao mengatakan keputusan Filipina untuk mendapatkan sistem rudal AS itu “membawa konfrontasi geopolitik dan perlombaan senjata ke wilayah dan menimbulkan ancaman substantif terhadap perdamaian dan keamanan regional.”
BACA JUGA: China Sebut UU Pertahanan Amerika Rusak Perdamaian dan Stabilitas Dunia“Pesan kami kepada Filipina adalah China tidak akan tinggal diam ketika kepentingan keamanan kami dalam bahaya atau terancam. Jika Filipina mengambil keputusan yang keliru, akhirnya akan merugikan mereka sendiri,” lanjut Mao.
AS mengerahkan sistem rudal jarak menengah Typhon di bagian utara Filipina pada bulan April dan pasukan dari kedua negara telah melakukan latihan bersama untuk kemungkinan penggunaan senjata berat itu. Kedua negara telah sepakat untuk mempertahankan sistem itu di Filipina tanpa batas untuk meningkatkan pencegahan.
China, yang menentang bantuan militer AS untuk Filipina, secara khusus khawatir dengan pengerahan sistem Typhon, yang dapat menembakkan Rudal Tomahawk yang ditembakkan dari darat. Tomahawk dapat menempuh jarak lebih dari 1.600 kilometer, menempatkan China di dalam jangkauannya. [uh/ab]