China Pertanyakan Pernyataan Dephan AS pasca Pertemuan Prabowo-Austin

Pertemuan Menteri Pertahanan AS Llyod Austin (kanan) dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto di Pentagon hari Kamis (24/8) (courtesy: Kemhan RI).

Juru bicara Kedutaan Besar China di Jakarta hari Sabtu (26/8) mempertanyakan pernyataan bersama yang dikeluarkan Departemen Pertahanan Amerika seusai pertemuan Menteri Pertahanan Amerika Llyod Austin dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto di Pentagon Kamis lalu (24/8), yang menyatakan bahwa, “Mereka (Austin dan Prabowo.red) memiliki pandangan yang sama bahwa klaim maritim Republik Rakyat China RRT yang ekspansif di Laut Cina Selatan tidak konsisten dengan hukum internasional sebagaimana tercermin dalam Konvensi Hukum Laut PBB.”

Juru bicara Kedutaan Besar China di Jakarta mengatakan telah mengetahui pernyataan yang dikeluarkan pihak Amerika, “namun kami diberitahu oleh pihak Indonesia bahwa apa yang disampaikan Amerika tidak benar. Bahkan tidak ada konten seperti itu yang dapat ditemukan dalam siaran pers dari pihak Indonesia pada pertemuan yang sama.”

Pertemuan delegasi AS dipimpin Menhan Llyod Austin (kanan) dan delegasi RI di bawah pimpinan Menhan Prabowo Subianto di Pentagon hari Kamis (24/8) (courtesy: Kemhan RI).

Kemhan Indonesia Fokus soal Upaya Memperkuat Hubungan

Pernyataan Kementerian Pertahanan Indonesia usai pertemuan itu hanya difokuskan pada upaya untuk memperkuat hubungan di tengah berbagai isu strategis.

“Dalam pertemuan itu Indonesia dan Amerika telah memutuskan untuk melestarikan hukum dan norma internasional, meningkatkan kemampuan keamanan dan pertahanan bersama, dan tetap berpedoman pada prinsip-prinsip demokrasi bersama,” demikian petikan pernyataan itu.

Pernyataan Kementerian Pertahanan Indonesia itu lebih jauh berisi tentang komitmen Amerika dan Indonesia, sebagai dua negara demokrasi terbesar di dunia, terhadap supremasi hukum dan profesionalisasi kedua angkatan bersenjata.

BACA JUGA: Bertemu Prabowo, Menhan AS Ingatkan Komitmen pada Supremasi Hukum 

Prabowo dikutip sebagai menyampaikan apresiasi atas pendidikan lebih dari 7.000 personil militer dan warga sipil Indonesia di Amerika, serta dana pelatihan dan pendidikan yang telah diberikan kepada pelajar-pelajar Indonesia di Amerika sejak tahun 1970.

Pernyataan itu ditutup dengan pandangan kedua pejabat tertinggi di bidang pertahanan itu tentang ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dan Strategi Indo-Pasifik Amerika, yang memiliki prinsip-prinsip dasar yang sama. Tidak ada bagian soal China dan perselisihan di Laut Cina Selatan.

Meski Berbeda Versi, China Kritisi Pernyataan Bersama AS-Indonesia

Juru bicara Kedutaan Besar China di Jakarta mengatakan, “China, Indonesia dan negara-negara kawasan lainnya memiliki aspirasi dan kepentingan yang sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan dan bekerja sama untuk pembangunan. Negara-negara di luar kawasan ini harus menghormatinya.”

Lebih jauh pernyataan itu menegaskan, “Kami menentang upaya-upaya negara tertentu untuk menabur perselisihan dan menimbulkan masalah tanpa menghiraukan kesejahteraan masyarakat di wilayah ini.”

Melawat ke AS, Prabowo Teken Sejumlah MOU

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menandatangani nota kesepahaman (MOU) dalam pertemuan di Pentagon, AS (24/8). (courtesy: Kemhan RI).

Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto melawat ke Amerika pekan lalu di mana ia menandatangani nota kesepahaman atau MOU komitmen pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX, jet tempur terbaru generasi 4.5. yang canggih di markas besar Boeing di St. Louis, Missouri; disusul menyaksikan penandatanganan pengadaan helikopter Sikorsky S-70M Black Hawk di fasilitas Lockheed Martin di Washington. Prabowo juga melangsungkan pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi Amerika, termasuk Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

Hingga laporan ini disampaikan upaya VOA untuk mendapatkan tanggapan dari Kementerian Pertahanan Indonesia tentang pernyataan bersama dengan Amerika yang berbeda versi itu, masih belum membuahkan hasil. [em/ka]