China tidak akan menjual senjata ke salah satu pihak dalam perang di Ukraina, kata Menteri Luar Negeri China Qin Gang, Jumat (14/4). Ia menanggapi kekhawatiran Barat bahwa Beijing dapat memberikan bantuan militer untuk Rusia.
China telah bersikukuh bersikap netral dalam konflik itu, meskipun mendukung Rusia secara politik, retoris dan ekonomi ketika negara-negara Barat memberlakukan sanksi-sanksi dan berupaya mengisolasi Moskow atas invasinya terhadap negara tetangganya itu.
Qin Gang adalah pejabat tertinggi China yang mengeluarkan pernyataan seeksplisit itu mengenai penjualan senjata ke Rusia. Ia menambahkan bahwa China juga akan meregulasi ekspor barang-barang untuk penggunaan ganda, sipil dan militer.
“Terkait ekspor barang-barang militer, China menerapkan sikap yang hati-hati dan bertanggung jawab,” kata Qin pada konferensi pers bersama sejawatnya dari Jerman yang sedang berkunjung, Annalena Baerbock. “China tidak akan memberikan senjata kepada pihak-pihak terkait konflik serta mengatur dan mengontrol ekspor barang-barang berkegunaan ganda sesuai dengan undang-undang dan regulasi.”
Ia juga menegaskan lagi kesediaan China untuk membantu mendapatkan resolusi damai bagi konflik tersebut.
BACA JUGA: Menlu Jerman Desak China Minta Rusia untuk Hentikan PerangPada konferensi pers yang sama, Qin juga menyalahkan pemerintah Taiwan atas meningkatnya ketegangan regional setelah Beijing menggelar latihan militer berskala besar dalam upaya mengintimidasi pulau yang diklaim sebagai wilayahnya itu.
Pada Februari lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Amerika memiliki intelijen yang menunjukkan China sedang mempertimbangkan penyediaan senjata dan amunisi untuk Rusia dan memperingatkan bahwa keterlibatan semacam itu dalam upaya perang Kremlin akan merupakan “masalah serius.”
Dalam beberapa hari ini, para pemimpin Eropa telah mengeluarkan peringatan serupa, bahkan sewaktu mereka mengunjungi China. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengecam Beijing, dengan mengatakan dukungannya terhadap Rusia selama invasi merupakan “pelanggaran terang-terangan” terhadap komitmennya d PBB.
Dalam pernyataannya, Baerbock juga menyebut peran China sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dengan mengatakan China memikul tanggung jawab khusus untuk membantu mengakhiri konflik. [uh/ab]