China Tingkatkan Frekuensi Penerbangan Pesawat Militer di Lepas Pantai Taiwan

Sebuah jet tempur J-16 PLA China terbang di lokasi yang dirahasiakan. China menerbangkan lebih dari 30 pesawat militer menuju Taiwan pada 2 Oktober 2021. (Foto: AP)

China telah meningkatkan jumlah penerbangan militer ke zona pertahanan udara Taiwan di laut. Para analis meyakini langkah itu dirancang untuk mengirim pesan ke AS daripada merupakan ancaman terhadap pulau itu sendiri.

Sejak pertengahan 2020, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat telah menerbangkan sejumlah kecil pesawat tempur dan pesawat pembom di atas sebagian zona identifikasi pertahanan udara (air defense identification zone/ADIZ) Taiwan hampir setiap hari.

Namun Kementerian Pertahanan Nasional pulau itu mengatakan China menerbangkan 29 pesawat militer pada hari Selasa (28/6) dan 22 pada hari Kamis (23/6). Peta yang dirilis oleh kementerian itu menunjukkan bahwa pada hari Selasa dan Kamis sedikitnya satu pesawat terbang di sekitar pantai selatan Taiwan, meskipun jauh di lepas pantai, sebelum kembali ke pangkalannya. Semua pesawat diterbangkan melewati zona pertahanan udara Taiwan di barat kota pelabuhan Kaohsiung.

Pilot berjalan di dek kapal induk Shandong di pelabuhan Angkatan Laut di Sanya di Provinsi Hainan, China selatan. (Foto: via AP)

China telah mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sejak perang saudara tahun 1940-an, ketika pihak Nasionalis pimpinan Chiang Kai-shek kalah dari Komunis pimpinan Mao Zedong dan lari ke Taiwan. Beijing mengatakan akan menggunakan kekuatan, jika diperlukan, untuk menyatukan Taiwan dengan China daratan.

Pada 13 Juni, Kementerian Luar Negeri China mengatakan Beijing memiliki kedaulatan atas Selat Taiwan. Pernyataan itu mengundang bantahan dari Amerika Serikat empat hari kemudian. Amerika Serikat lebih jauh meminta China pada 17 Juni untuk menghentikan tindakan provokatif dan menghormati hukum internasional di Laut China Selatan yang berdekatan.

Washington menganggap selat antara Taiwan dan China sebagai perairan internasional yang harus terbuka bagi sekutu-sekutunya di dari Tokyo hingga Manila. Pemerintah AS secara tidak resmi mendukung Taiwan, meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.

BACA JUGA: Cek Fakta: Klaim China Perkeruh Perairan Selat Taiwan

Beijing secara terpisah mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan, jalur air yang kaya sumber daya yang disengketakan oleh Taiwan dan empat negara Asia Tenggara lainnya. Washington kawasan itu juga harus terbuka untuk lalu lintas pelayaran internasional.

Minggu sebelumnya, Washington telah menyetujui rencana untuk menjual suku cadang kapal dan dukungan teknis terkait dengan Taiwan senilai $120 juta. Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan AS akan membela Taiwan jika China menyerang pulau itu. [lt/ab]