China Umumkan Kunjungan Perdana Menteri Sri Lanka Minggu Depan

Bendera nasional China dan Sri Lanka dipasang di proyek reklamasi laut Port City yang didanai Tiongkok saat kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Kolombo, Sri Lanka, Minggu, 9 Januari 2022. (Foto: AP)

Perdana Menteri Sri Lanka Dinesh Gunawardena akan mengunjungi China, pemberi pinjaman bilateral terbesar di negaranya, minggu depan, kata Kementerian Luar Negeri Beijing pada Jumat (22/3).

“Atas undangan Perdana Menteri Li Qiang dari Dewan Negara, Perdana Menteri Sri Lanka Dinesh Gunawardena akan melakukan kunjungan resmi ke China pada tanggal 25 hingga 30 Maret,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam sebuah pernyataan.

Sekitar 10 persen dari total utang luar negeri pulau itu berasal dari Beijing.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar $46 miliar pada April 2022 setelah negara tersebut kehabisan devisa untuk membiayai impor penting seperti makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

BACA JUGA: IMF Dorong Sri Lanka Capai Kesepakatan Utang dengan China

Negara itu mendapatkan dana talangan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) sebesar $2,9 miliar pada tahun lalu, dan program tersebut bergantung pada kesepakatan utang yang memuaskan para kreditor asing.

IMF mengatakan pekan ini bahwa badan keuangan dunia itu telah mencapai kesepakatan tingkat staf dengan Kolombo untuk membuka jalan bagi pencairan dana sebesar $337 juta, yang merupakan bagian ketiga dari dana talangan empat tahun.

Namun dikatakan bahwa langkah “penting” selanjutnya adalah menyelesaikan perjanjian dengan para kreditor.

Beijing mengatakan pada hari Jumat bahwa Gunawardena akan bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping dalam kunjungannya untuk “pertukaran pandangan mendalam mengenai kelanjutan persahabatan tradisional China-Sri Lanka.”

BACA JUGA: Sri Lanka Umumkan Kesepakatan Restrukturisasi Utang Hampir $6 Miliar

“China sangat mementingkan perkembangan hubungan China-Sri Lanka,” kata Lin.

China juga akan berupaya untuk “bersama-sama membangun Belt and Road (prakarsa Sabuk dan Jalan) dengan kualitas tinggi, memperluas pertukaran dan kerja sama di berbagai bidang,” tambahnya, merujuk pada proyek infrastruktur besar yang merupakan pilar utama upaya Presiden Xi untuk memperluas pengaruh China di luar negeri.

Selain itu, China mengumumkan bahwa menteri luar negeri Nepal, negara Asia Selatan lainnya yang memiliki hubungan dekat dengan Beijing, juga akan berkunjung.

Narayan Kaji Shrestha akan melakukan kunjungan resmi ke China mulai 25 Maret hingga 1 April, kata Lin. [lt/uh]