Calon presiden Hillary Clinton – yang yakin akan memenangkan pemilihan presiden 8 November nanti – kini mengabaikan calon presiden Partai Republik Donald Trump dan membuat upaya-upaya baru supaya lebih banyak anggota Partai Demokrat yang terpilih menjadi anggota Kongres untuk mendukung agenda legislatifnya.
“Saya malah merasa tidak perlu menanggapi Trump lagi,” ujar Clinton terhadap ejekan-ejekan Trump bahwa ia seorang koruptor dan tidak tepat menjabat di Gedung Putih.
Mantan menteri luar negeri yang sedang berupaya untuk menjadi perempuan pertama presiden Amerika itu mengatakan kepada wartawan yang ikut dalam pesawat tim kampanyenya Sabtu malam (22/10) bahwa 16 hari terakhir sebelum pemilu 8 November, ia berencana akan menegaskan “pentingnya memilih anggota-anggota Partai Demokrat di TPS” supaya bisa merebut kembali kendali di Kongres, di mana kini fraksi Republik menguasai kursi mayoritas di kedua majelis.
Analis Nilai Demokrat Bisa Rebut Senat, tapi Sulit Kuasai DPR
Clinton yang menurut sejumlah analis jajak pendapat berpotensi 9 dari 10 untuk memenangkan pemilu, telah mengucurkan jutaan dolar untuk berkampanye di negara-negara bagian yang biasanya dimenangkan oleh calon presiden Partai Republik, untuk memperbesar keunggulannya dari Trump dan sekaligus membantu calon-calon Partai Demokrat untuk mengalahkan petahana anggota Kongres dari Partai Republik. Sejumlah analis mengatakan Demokrat bisa merebut kembali kendali di Senat, tetapi harus bertarung sengit untuk merebut mayoritas kursi di DPR di mana saat ini Republik memimpin dengan selisih kursi yang sangat besar. [em/al]