Dalam kunjungan di ibukota Lilongwe (5/8), Menlu AS Hillary Clinton memuji Presiden Malawi Joyce Banda atas reformasi politik sejak ia menjabat April lalu.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengunjungi Presiden Malawi Joyce Banda di Lilongwe, dalam lawatan yang dinilai sebagai dukungan kepercayaan pada presiden itu.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton bertemu Presiden Joyce Banda di Istana Kepresidenan Malawi, perhentian terakhir dalam lawatan ke beberapa negara di benua Afrika.
Clinton memuji Presiden Banda itu karena memperkenalkan reformasi yang membantu menyegarkan ekonomi negara miskin, yang terletak di Afrika Selatan itu. Reformasi itu mendorong Amerika Serikat untuk memulihkan bantuan ke Malawi.
Presiden Joyce Banda yang merupakan presiden perempuan pertama di Malawi, menyambut Clinton dengan mengatakan mereka telah sejak lama sama-sama menjadi aktivis perempuan dan anak-anak, dan ia telah menanti-nantikan hari di mana keduanya bisa bertemu.
Vincent Kondowe – dosen ilmu politik di Universitas Katholik Malawi mengatakan pertemuan itu menunjukkan dukungan bagi Presiden Joyce Banda.
“Orang dapat mengasumsikan bahwa ini merupakan dukungan kepercayaan pada cara Presiden Joyce Banda melaksanakan tugas-tugasnya selama ini,” papar Kondowe.
Hubungan Amerika dan Malawi pulih sejak Presiden Joyce Banda berkuasa pada bulan April, menyusul kematian tiba-tiba pendahulunya, Bingu Wa Mutharika.
Badan Pembangunan Amerika USDA pada bulan Juni mengatakan telah memulihkan kembali bantuan bernilai 350 juta dollar pada Malawi, yang telah dibekukan tahun lalu karena keprihatinan atas catatan HAM Presiden Bingu Wa Mutharika dalam aksi penumpasan para demonstran oposisi.
Presiden Joyce Banda telah berupaya memulihkan catatan HAM dan pemerintahan Malawi dalam upaya terpadu untuk mendapatkan kembali kepercayaan donor internasional dan melakukan lebih banyak pembangunan di negara itu.
Vincent Kondowe mengatakan strategi itu tampaknya berhasil. Ia menambahkan, “Umumnya ketika orang melihat kinerja mendiang presiden sebelumnya dari tahun 2009, mungkin kita mengasumsikan bahwa seharusnya kita memperoleh lebih banyak paket bantuan, lebih banyak upaya politik – dari sudut pandang pengalihan sumber daya pemerintah Amerika kepada rakyat Malawi”.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton dijadwalkan berangkat ke Afrika Selatan hari Minggu, dan kemudian bertolak ke Nigeria, Ghana dan Benin.
Di Ghana, Clinton dijadwalkan menghandiri upacara pemakaman kenegaraan mendiang Presiden John Atta Mills.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton bertemu Presiden Joyce Banda di Istana Kepresidenan Malawi, perhentian terakhir dalam lawatan ke beberapa negara di benua Afrika.
Clinton memuji Presiden Banda itu karena memperkenalkan reformasi yang membantu menyegarkan ekonomi negara miskin, yang terletak di Afrika Selatan itu. Reformasi itu mendorong Amerika Serikat untuk memulihkan bantuan ke Malawi.
Presiden Joyce Banda yang merupakan presiden perempuan pertama di Malawi, menyambut Clinton dengan mengatakan mereka telah sejak lama sama-sama menjadi aktivis perempuan dan anak-anak, dan ia telah menanti-nantikan hari di mana keduanya bisa bertemu.
Vincent Kondowe – dosen ilmu politik di Universitas Katholik Malawi mengatakan pertemuan itu menunjukkan dukungan bagi Presiden Joyce Banda.
“Orang dapat mengasumsikan bahwa ini merupakan dukungan kepercayaan pada cara Presiden Joyce Banda melaksanakan tugas-tugasnya selama ini,” papar Kondowe.
Hubungan Amerika dan Malawi pulih sejak Presiden Joyce Banda berkuasa pada bulan April, menyusul kematian tiba-tiba pendahulunya, Bingu Wa Mutharika.
Badan Pembangunan Amerika USDA pada bulan Juni mengatakan telah memulihkan kembali bantuan bernilai 350 juta dollar pada Malawi, yang telah dibekukan tahun lalu karena keprihatinan atas catatan HAM Presiden Bingu Wa Mutharika dalam aksi penumpasan para demonstran oposisi.
Presiden Joyce Banda telah berupaya memulihkan catatan HAM dan pemerintahan Malawi dalam upaya terpadu untuk mendapatkan kembali kepercayaan donor internasional dan melakukan lebih banyak pembangunan di negara itu.
Vincent Kondowe mengatakan strategi itu tampaknya berhasil. Ia menambahkan, “Umumnya ketika orang melihat kinerja mendiang presiden sebelumnya dari tahun 2009, mungkin kita mengasumsikan bahwa seharusnya kita memperoleh lebih banyak paket bantuan, lebih banyak upaya politik – dari sudut pandang pengalihan sumber daya pemerintah Amerika kepada rakyat Malawi”.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton dijadwalkan berangkat ke Afrika Selatan hari Minggu, dan kemudian bertolak ke Nigeria, Ghana dan Benin.
Di Ghana, Clinton dijadwalkan menghandiri upacara pemakaman kenegaraan mendiang Presiden John Atta Mills.