CT Scan Berikan Dosis Tinggi Radiasi kepada Pasien

  • Melinda Smith
    Wita Sholhead

Menurut laporan kesehatan PBB, CT Scan merupakan satu-satunya penyumbang terbesar paparan radiasi kepada publik.

Bahaya radiasi akibat PLTN yang rusak akibat gempa di Jepang memicu kembali isu mengenai tingkat paparan radiasi yang dianggap aman bagi kesehatan.

Penggunaan Computed Tomography (CT) scan merupakan salah satu kemajuan terpenting dalam penanganan masalah kesehatan dalam 25 tahun terakhir. Namun, menurut laporan kesehatan PBB tahun 2008 penggunaan pemindai untuk tujuan medis ini merupakan satu-satunya penyumbang terbesar paparan radiasi buatan kepada publik.

Para ahli radiologi, ilmuwan, dan perusahaan pembuat CT scanner baru-baru ini bertemu di Lembaga Kesehatan Nasional Amerika di Bethesda, Maryland, untuk membahas tingkat paparan radiasi yang aman bagi kesehatan.

Dokter Roderic Pettigrew, Direktur Bagian Penyinaran Biomedik dan Bioenjinering pada lembaga tersebut yang mensponsori konperensi itu, mengatakan, “Tidak seorang pun berniat memberikan dosis tinggi radiasi yang tidak perlu kepada seorang pasien dalam pemeriksaan kesehatan.”

Meskipun CT scan tidak secara langsung meningkatkan risiko kanker, radiasi mengeluarkan bahan-bahan yang bisa mengakibatkan karsinogen. Penelitian yang dilakukan Dokter Rebecca Smith-Bindman, yang menulis tentang ‘apakah CT scan selalu diperlukan untuk melakukan diagnosis’ dalam New England Journal of Medicine terbitan tahun 2010, dan timnya menemukan bahwa risiko terkena kanker akibat satu CT scan adalah 1 berbanding 80.

Dokter Pettigrew mengatakan apabila dokter menggunakan CT scan, mereka harus menetapkan standar radiasi yang dapat melindungi pasien dari bahaya penyinaran itu.