Komentar-komentar biarawan Buddha itu dikeluarkan hari Sabtu (8/4) dalam konferensi pers ketika ia berkunjung ke kota Tawang di India timur laut, di negara bagian Arunachal Pradesh, yang berbatasan dengan China. Kunjungan selama seminggu penuh itu telah memicu kemarahan di Beijing, yang mengklaim sebagian daerah dari negara bagian yang terpencil di pegunungan Himalaya itu.
Pertanyaan tentang siapa yang akan menggantikan pemimpin spiritual Tibet berusia 81 tahun itu, menjadi semakin penting, karena Beijing menegaskan bahwa para pemimpin komunis mempunyai hak untuk menyetujui pengganti Dalai Lama berikutnya, sebagai warisan dari kekaisaran China dulu.
Namun Dalai Lama mengatakan, para pejabat China tidak mempunyai peran dalam mencari penggantinya karena mereka atheis dan tidak percaya pada konsep agama. "Terus terang, itu omong kosong," katanya. " Kalau pemerintah China mau bertanggung jawab tentang reinkarnasi atau kelahiran kembali pada umumnya, khususnya saya, maka pertama-tama orang-orang komunis China harus menerima teori tentang kelahiran kembali."
Pemimpin agama Tibet itu mengatakan, tidak ada yang tahu di mana pengganti Dalai Lama akan lahir atau berasal. "Saya pikir pada saat kematian saya nanti, mungkin akan ada beberapa petunjuk , tetapi sampai sekarang ini belum ada petunjuk."
Penganut Buddha Tibet percaya, jiwa seorang Lama atau biksu Buddha akan hidup kembali atau menjelma ke dalam tubuh seorang anak, pada saat kematiannya.
Dengan mengatakan bahwa keputusan akhir tentang nasib lembaga itu akan diambil, ketika ia mencapai usia akhir 80-an atau 90, Dalai Lama mengatakan, ia ingin mengadakan pertemuan para biksu senior tahun ini untuk memulai diskusi awal mengenai suksesi. Dia mengatakan, kelanjutan dari tradisi ini tergantung pada rakyat. "Jika orang-orang yang bersangkutan merasa lembaga ini sekarang tidak relevan lagi, maka lembaga ini akan dihentikan," katanya.
Dia tidak menutup kemungkinan, pengganti Dalai Lama seorang wanita.
Dalai Lama melarikan diri dari Tibet pada 1959 setelah pemberontakan yang gagal, tinggal di kota Dharamsala. India utara, dan China mengecamnya sebagai separatis yang berbahaya. [ps/ii]