Para pejabat di China dan negara lain yang paling terdampak oleh virus itu telah melakukan penutupan banyak kegiatan, yang pada gilirannya mengganggu rantai pasokan ekonomi, kegiatan pariwisata dan sektor-sektor keuangan penting lainnya.
Bursa saham di Amerika, Asia dan Eropa merasakan pukulan hebat ketika para pejabat kesehatan mengukuhkan munculnya kawasan-kawasan baru yang terserang virus korona mulai dari Timur Tengah sampai ke Eropa.
Desmond Lachman dari American Enterprise Institute mengatakan, “Pasar-pasar keuangan kini mulai menyadari bahwa epidemi ini masih jauh dari berakhir. Dampaknya terus meluas dan menyebabkan banyak gangguan dalam rantai pasokan global, mempengaruhi industri perjalanan, pariwisata dan banyak hal lainnya.”
BACA JUGA: Antisipasi Dampak Virus Korona, Jokowi Siapkan Insentif Rp10,3 TriliunVirus korona telah memicu ketakutan yang meluas dan reaksi yang semakin keras dari berbagai penguasa di banyak negara. Mereka memerintahkan diadakannya lockdown atau penutupan berbagai kegiatan yang berdampak melumpuhkan bidang perdagangan, khususnya di China, negara yang perekonomiannya nomor dua paling besar di dunia.
“Di China kini ada 150 juta orang yang praktis dikarantina, dan banyak dari mereka yang pulang ke kampung halaman atau berlibur tahun baru, kini tidak bisa kembali untuk mulai bekerja kembali,” ujar Lachman.
Ketika banyak perusahaan merasakan dampaknya, konsumenpun terimbas.
Mark Hamrick dari Bankrate.com menjelaskan, “Kita akan merasakan dampak ekonomi sesungguhnya dari perebakan virus ini. Kita bahkan sudah melihat apa yang terjadi, misalnya, perusahaan Apple mengatakan akan ada dampak besar dalam kemampuannya membuat IPhone dalam jangka dekat ini.”
Sebagian pakar mengatakan dampak ekonomi ini akan sangat terasa tapi tidak berlangsung lama. Pakar Mark Hamrick membandingkan virus korona ini dengan angin ribut. Begitu topan itu berlalu, usaha perbaikan segera dimulai dan kegiatan normal akan pulih secara bertahap.
BACA JUGA: Pandemi Virus Korona Memperburuk Ekonomi GlobalNamun, periset Desmond Lachman yakin, dampaknya bagi China akan terasa lebih lama, karena banyak perusahaan akan mencari sumber-sumber pasokan lain supaya jangan sangat tergantung pada China.
“Banyak perusahaan akan mengambil pelajaran dari peristiwa ini. Saya memperkirakan dampaknya pada perekonomian China akan dirasakan untuk jangka panjang, dan China tidak lagi dianggap menarik oleh para investor asing,” tambah Lachman.
Virus korona bukanlah satu-satunya patogen yang akan sangat mengganggu perekonomian di banyak negara dan benua. Masalahnya, pelajaran apa yang bisa diambil dan bagaimana membuat perekonomian dunia lebih tangguh dalam menghadapi gejolak seperti ini. [ii/pp]