Pemerintah Ukraina melaporkan serangam udara Rusia telah menewaskan ratusan orang dan melukai lebih dari 1.600 orang. Perkiraan kantor hak asasi manusia PBB lebih konservatif, tetapi para pejabat mengatakan jumlah korban sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi daripada yang dapat diverifikasi oleh tim pemantau mereka.
Juru bicara Dana Anak-Anak PBB UNICEF James Elder, yang kini berada di Lviv di bagian barat Ukraina, mengatakan kota itu dalam kekacauan total, di mana ribuan orang berusaha melarikan diri dari pertempuran. Mengingat situasi yang kacau itu, tidak mungkin mengetahui berapa banyak orang, termasuk anak-anak, yang tewas dalam invasi itu, tambahnya.
“Kami tahu bahwa ribuan dan ribuan orang berada dalam bahaya. Kami tahu semakin banyak anak-anak yang secara menyedihkan akan luka-luka atau tewas terbunuh, kecuali pertempuran ini berakhir. Ada puluhan ribu anak di panti asuhan di Ukraina. Banyak dari mereka berada di kota-kota besar yang saat ini sedang dibombardir. Jadi kami sangat khawatir akan nasib anak-anak di Ukraina," paparnya.
Elder menambahkan UNICEF telah bekerja di kedua sisi yang disebut sebagai jalur kontak, yaitu jalur sepanjang 500 kilometer yang memisahkan wilayah-wilayah yang dikuasai Rusia di bagian timur Ukraina dan wilayah lain. Ia mengatakan UNICEF ingin meningkatkan dukungan bagi puluhan ribu orang yang rentan di seluruh negara itu.
Wakil Badan Kesehatan Dunia WHO di Polandia, Paloma Cuchi, mengatakan badan itu bersiap membantu sejumlah besar pengungsi yang berpotensi tiba dari Ukraina. Berbicara dari ibu kota Warsawa, Cuchi mengatakan pendatang yang luka-luka akan membutuhkan perawatan. Juga akan ada kebutuhan untuk mencegah dan mengobati mereka yang memiliki penyakit menular, seperti TBC.
BACA JUGA: Biden Galang Dukungan untuk Ukraina dalam Pidato Kenegaraan“Kami melihat adanya kebutuhan untuk memberikan bantuan dan vaksinasi COVID-19. Karena ada banyak anak yang datang, kami juga melihat perlunya vaksinasi rutin, seperti campak, atau mengobati orang dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes, kanker dan masalah jantung," tuturnya.
Cuchi mengatakan pengiriman pertama obat-obatan dan pasokan medis diharapkan tiba di Polandia pada Rabu (2/3). Ditambahkannya, para ahli kesehatan mental dan intervensi kesehatan serta operasi darurat juga sedang dikerahkan.
Program Pangan Dunia WFP telah meluncurkan operasi darurat untuk tiga bulan ke depan guna memberikan bantuan makanan bagi mereka yang melarikan diri dari konflik itu. WFP mengatakan akan meningkatkan bantuan untuk menjangkau hingga 3,1 juta orang yang terdampak pertempuran di Ukraina. Staf WFP akan bersiaga untuk membantu para pengungsi di negara-negara tetangga Ukraina.
Badan PBB Urusan Pengungsi UNHCR melaporkan jumlah pengungsi Ukraina telah meningkat 114.000 sejak Selasa (1/3) dan kini jumlah keseluruhannya menjadi 874.000 orang. [em/jm]