Anggota tim Dewan Keamanan PBB yang menyelidiki krisis Myanmar terkait etnis minoritas Muslim Rohingya, Senin (30/4) bertemu dengan pemimpin negara dan panglima militer Myanmar setelah mengunjungi Bangladesh, di mana sekitar 700.000 warga Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan yang dipimpin militer, tinggal di kamp-kamp pengungsi.
Delegasi PBB yang beranggotakan 15 orang, termasuk Ketua Dewan Keamanan Gustavo Meza-Cuadra, bertemu di ibukota Myanmar dengan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan komandan militer Senior Jenderal Min Aung Hlaing.
Para delegasi hari Selasa (1/5) akan mengunjungi negara bagian Rakhine, daerah dari mana warga Rohingya melarikan diri. Mereka diperkirakan akan menyaksikan dampak penumpasan oleh tentara di sana serta persiapan pemerintah untuk menerima kembali para pengungsi dari Bangladesh.
Your browser doesn’t support HTML5
Tentara melancarkan serangan balasan di Rakhine setelah terjadi serangan terhadap petugas keamanan bulan Agustus lalu.
Militer dituduh melakukan pelanggaran HAM - termasuk pemerkosaan, pembunuhan, penyiksaan dan pembakaran rumah-rumah warga Rohingya - yang disebut pejabat PBB dan AS sebagai pembersihan etnis.
Muslim Rohingya sejak lama diperlakukan sebagai orang luar di Myanmar, meskipun banyak dari keluarga mereka sudah tinggal di negara ini selama beberapa generasi. [my/ii]